Blogger Widgets ASAL USUL AGAMA - BERBAGI ITU INDAH
Slide # 1

Indra Gunawan

Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah

Slide # 2

Indra Gunawan

Senja di Sudut Kota Kecil Yang Mempesona, Bumiayu Jawa Tengah

Slide # 3

Indra Gunawan

Pelatihan Mahasiswa Dan OutBond, Baturaden Adventure Forest Banyumas Jawa Tengah

Slide # 4

Indra Gunawan

Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah

Slide # 5

Indra Gunawan

Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah

Friday, 26 October 2012

ASAL USUL AGAMA

Banyak sekali teori yang membahas tentang asal usul agama, tapi disini saya hanya menampilkan beberapa teori saja. teori-teori yang saya tampilkan ini adalah teori yang umum yang membahas tenteng asal-usul suatu agama


Pengertian Agama 
Kata “agama”  berasal dari bahasa sangsekerta, yang terdiri dari kata “a” yang berarti tidak dan kata “gam” yang berarti pergi. Jadi agama secara etimologis berarti tidak pergi, tetap di tempat, langgeng, abadi, yang di wariskan secara terus menerus dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Namun pada umumnya “agama” di artikan tidak kacau yang secara analitis diuraikan dengan cara memisahkan kata “a” berarti tidak dan “gama” yang berarti “kacau”. Hal ini berarti manusia yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh hidupnya tidak akan mengalami kekacauan.

 

1.      Teori Jiwa
Edwar Burnet Taylor (1832-1917) dalam bukunya yang sangat terkenal, The Primitif Culture (1872) yang mengenalkan teori anisme. Ia mengatakan bahwa asal mula religi adalah bersamaan dengan adanya kesadaran pada manusia akan adanya roh atau jiwa. Mereka memahami adanya mimpi dan kematian, yang mengantarkan mereka sampai pada pengertian bahwa kedua peristiwa itu, mimpi dan kematian adalah bentuk pemisahan antara roh dan tubuh kasar.
Roh orang yang telah meninggal akan kekal walau jasad telah hancur, dan di yakini roh dapat mengunjungi manusia, menolong manusia, menggangu kehidupan manusia dan juga menjaga manusia yang masih hidup, terutama anak cucunya atau keluarga serta teman sekampung.
Beals,dan Hoijer Mengatakan bahwa ada perbedaan antara pengertian roh dengan makhluk halus, roh adalah bagian halus dari setiap makhluk yang mampu hidup terus sekalipun jasadnya telah mati, sedangkan makhluk halus sejak terjadinya sejak terjadi adalah seperti itu, contohnya pero, mambang, dewa-dewi yang dianggap berkuasa.
Tingkat dasar pada evalusi agama, manusia percaya makhluk halus tinggal di sekeliling tempat tinggal manusia yang tidak dapat dilihat oleh pancaindra. Mereka dapat melakukan hal yang tidak bisa dilakukan manusia. Kepercayaan semacam ini maka makhluk halus jadi objek penghormatan dan penyembahan manusia bagi manusia yang mempunyai iman yang lemah, kepercayaan ini disebut anisme oleh E.B. Taylor
Tingkat selanjutnya pada evalusi agama, manusia percaya bahwa gerak alam disebabkan oleh jiwa yang berada di belakang peristiwa dan gejala alam. Sungai-sungai yang mengalir, gunung yang meletus, angin topan yang menderu, pergerakan matahari, bulandan tumbuh-tumbuhan, semuanya disebabkan oleh jiwa alam ini. Jiwa alam dipersonifikasikan dianggap sebagai makhluk pribadi dan mempunyai kemauan dan pikiran. Tingkat kedua inilah disebut politeisme ( Poli berarti banyak dan theos berarti Tuhan)
Tingkat ketiga adalah manisme (Pemujaan terhadap roh nenek moyang).
2.      Teori Batas Akal
James G. Frazer, dalam bukunya The Golden Bouch : a study in Magic and Religion (1880) volume I : manusia memecahkan persoalan-persoalan hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya. Akan tetapi, akal dan sistem pengetahuan ada batasnya. Teori batas akal ialah suatu teori yang menyatakan bahwa terjadinya agama disebabkan manusia mengalami gejala yang tidak dapat diterangkan oleh akalnya. Semakin meluasnya perkembangan ilmu dan tekhnologi, makin maju kebudayaaan manusia maka makin luas batas akal.
Banyak persolan hidup yang tidak dapat dipecahkan oleh akal sehingga dipecahkan dengan magic atau ilmu gaib. Namun ketika terbukti banyak dari perbuatan magicnya  tidak ada hasil, sehingga lebih percaya kepada makhluk-makhluk halus yang lebih berkuasa dari pada manusia. Sehingga manusia membina hubungan dengan makhluk halus. Dari sini timbullah unsur religi.
R.. First dalam bukunya Human Types mengemukakan perbedaan antara magic dan religi. Magic adalah serangkaian perbuatan manusia untuk mengontrol alam semesta, sedangkan religi adalah respon manusia terhadap kebutuhan akan konsepsi yang tersusun mengenai alam semesta dan sebagai mekanisme dalam rangka mengatasi kegagalan yang timbul akibat ketidak mampuan manusia untuk meramalkan dan memahami kejadian alam.
3.      Teori Krisis dalam Individu
Teori ini disebut juga masa krisis dalam hidup individu yang dikemukakan oleh M.Crawley  dalam bukunya The True of life (1905) yang menyebutkan bahwa kelakuan keagamaan manusia itu terjadi untuk menghadapi krisis-krisis yang ada dalam kehidupan manusia itu sendiri dan duirakan secara luas oleh A.Van Gennep dalam bukunya rites de Passage (1910).
4.      Teori Kekuatan luar biasa
R.R Marett, dalam bukunya The Threhold ofreligion mengatakan bahwa agama dan sikap religi dari manusia terjadi karena adanya kejadian luar biasa yang menimpa hidup manusia. Kejadian luar biasa ini terdapat di lingkungan sekeliling. Marett mengkritik pendapat Edward B.Taylor yang mengatakan bahwa timbulnya agama karena adanya kesadaran pada manusia terhadap adanya jiwa. Menurut Marett  Kesadaran seperti itu terlalu rumit dan terlalu kompleks bagi ukuran pikiran manusia yang baru saja ada pada kehidupan di muka bumi ini. Dan ia mengajukan teori baru katanya bahwa pangkal dari segi segala kelakuan keagamaan pada manusia ditimbulkan oleh suatu perasaan rendah diri terhadap adanya gejala dan peristiwa yang dianggap luar biasa dalam kehidupan manusia. kekuatan yang melebihi kekuatan yang telah dikenal manusia dalam alam sekeliling disebut Supernatural.



5.      Teori Sentimen kemasyarakatan
Satu teori yang mengatakan bahwa agama yang permulaan itu disebabkan adanya suatu getaran atau suatu emosi yang ditimbulkan dalam jiwa manusia sebagai akibat dari pengaruh rasa kesatuan sebagai sesama warga masyarakat. Teori ini diperkenalkan oleh seorang sarjanah perancis, Emille Durkheim yang diuraikan dalam bukunya Les Fornes Elementaries de lavia Religiuse diterjemahkan dalam bahasa inggris The Elementary Forms of  The Religius life. Durkheim kemudian mengemukakan teori dasar-dasar agama sebagai berikut :
1.      Suatu kekuatan yang menyebabkan hidup dan bergerak di dalam alam, melainkan karena sesuatu getaran jiwa, suatu emosi keagamaan, yang timbul di alam jiwa manusia dahulu, karena pengaruh sentimen kemasyarakatan.
2.      Sentimen kemasyarakatan dalam batin manusia dahulu adalah berupa suatu kompleks perasaan yang mengandung rasa terikat, rasa berbakti, rasa cinta terhadap masyarakat itu sendiri yang merupakan lingkungan alam dunia tempat ia hidup.
3.      Sentimen kemasyarkatan yang menyebabkan timbulnya emosi keagamaan yang merupakan pangkal dari segala kelakuan keagamaan manusia itu tidak selalu berkobar-kobar dalam alam batinnya.
4.      Emosi keagamaan yang timbul karena rasa sentimen kemasyarakatan membutuhkan suatu objek turunan.
5.      Objek keramat merupakan lambang masyarakat dengan benda atau binatang yang dikeramatkan, objek keramat disebut juga totem. Totem adalah mengkongkritkan prinsip totem di belakangnya, prinsip totem adalah suatu kelompok tertentu di dalam masyarakat berupa clan atau lainnya.
Dari pendapat diatas dapat diambil  kesimpulan dalam menentukan bentuk lahir dari suatu agama, yaitu : objek kramat (sakral), tidak kramat (profan), dan totem.
6.      Teori Wahyu Tuhan
Andrew Lang  dari inggris mengatakan bahwa kelakuan religius manusia manusia terjadi karena mendapat wahyu atau semacam firman dari Tuhan melalaui seorang manusia pilihan

0 comments:

Post a Comment

Indra Oze Gunawan. Powered by Blogger.