Blogger Widgets Letnan Jendral (purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo - BERBAGI ITU INDAH
Slide # 1

Indra Gunawan

Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah

Slide # 2

Indra Gunawan

Senja di Sudut Kota Kecil Yang Mempesona, Bumiayu Jawa Tengah

Slide # 3

Indra Gunawan

Pelatihan Mahasiswa Dan OutBond, Baturaden Adventure Forest Banyumas Jawa Tengah

Slide # 4

Indra Gunawan

Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah

Slide # 5

Indra Gunawan

Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah

Monday 22 April 2013

Letnan Jendral (purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto kini sudah berumur kurang lebih 61 Tahun atau tepatnya beliau lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951 adalah merupakan seorang mantan Danjen Kopassus, Pengusaha Sukses dan juga sekaligus menjadi Politisi yang handal.

Anak dari begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo. Ia memiliki dua kakak perempuan, Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, dan satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo. Saat ini, Hashim dikenal sebagai seorang pengusaha handal, dengan bisnis di puluhan negara termasuk Kanada, Russia dan Indonesia.

Prabowo Subianto adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPAS pertama dan anggota BPUPKI.
Prabowo menikah dengan Titiek Prabowo, anak Presiden Soeharto. Pernikahan Prabowo berakhir tidak lama setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia.[1] Dari pernikahan ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo. Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis sebagai seorang desainer.

Prabowo Subianto sering disebut sebagai seorang jendral kontroversial. Prestasi, dan kontroversi Prabowo dimulai saat ia mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang pada tahun 1970. Lulus pada tahun 1974, tahun 1976 Prabowo dipercaya sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.

Pada bulan Desember 1978, Kapten Prabowo memimpin pasukan Den 28 Kopassus yang ditugaskan untuk membunuh pendiri dan wakil ketua Fretilin, yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Timor Leste, Nicolau dos Reis Lobato. Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo, pada tanggal 31 Desember 1978. Karena prestasi ini, Prabowo mendapatkan kenaikan pangkat.

Setelah kembali dari Timor Timur, karir militernya Prabowo terus melejit. Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan "Special Forces Officer Course" di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.

Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal. Tim yang terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jendral Kopassus, Mayor Jendral TNI Prabowo Subianto [3]. Ekspedisi dimulai pada tanggal 12 Maret 1997 dari Phakding, Nepal. "Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa" tulis Prabowo dalam buku 'Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan'.

Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani[5], namun upaya ini kabarnya digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror[6]. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.

Pada tahun 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil[7]. Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan[8]. Menurut pakar hukum Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana[9].

Pada tahun 1997, Prabowo diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi[10]. Setidaknya 13 orang, termasuk seniman 'Teater Rakyat' Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal.[11]. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan penculikan kepada sembilan orang aktivis, diantaranya Haryanto Taslam, Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang.[12]

Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut walau sebagian anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara. Sebagian korban dan keluarga korban penculikan 1998 juga belum memaafkan Prabowo dan masih terus melanjutkan upaya hukum. Sebagian berupaya menuntut keadilan dengan mengadakan aksi 'diam hitam kamisan', aksi demonstrasi diam di depan Istana Negara setiap hari Kamis[13]. Sebagian lagi telah bergabung denga kepengurusan Partai Gerakan Indonesia Raya, bahkan duduk di DPR RI. Haryanto Taslam yang telah menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, mengatakan "Prabowo sudah minta maaf pada saya. Dia juga mengajak saya bergabung untuk membangun negara ini. Saya adalah korban Prabowo dan Prabowo adalah korban politik saat itu. Dia juga korban. Prabowo hanya merupakan tentara yang mematuhi perintah atasannya. Ide penculikan bukan dari Prabowo. Rezim Orde Baru saat itu pun represif. Jika bukan Prabowo pasti orang lain yang akan diperintah untuk menculik."[14]

Prabowo juga diduga mendalangi Kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta.[15][16]. Dugaan motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto, untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan [17].

Juga pada Mei 1998, menurut kesaksian Presiden Habibie dan purnawirawan Sintong Panjaitan[18], Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman Habibie untuk kudeta. Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Kostrad oleh Wiranto atas instruksi Habibie.

Masalah utama dari kesaksian Habibie ialah bahwa sebenarnya, pasukan-pasukan yang mengawal rumahnya adalah atas perintah Wiranto, bukan Prabowo. Pada briefing komando tanggal 14 Mei 1998, panglima ABRI mengarahkan Kopassus mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden. Perintah-perintah ini diperkuat secara tertulis pada tanggal 17 Mei 1998 kepada komandan-komandan senior, termasuk Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam Jaya pada waktu itu.

Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya. “Keputusan memecat saya adalah sah,” katanya. “Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik

Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest.

Sebagai seorang Pengusaha Prabowo Subianto meniti karirnya dimulai dengan membeli Kiani Kertas sebuah perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, kalimantan Timur yang sekarang berganti nama menjadi Kertas Nusantara dibawah perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo Subianto yang menguasai sekitar 27 perusahaan yang tersebar didalam maupun diluar negeri. Maka tak heran jika sebagian orang menanggap bahwa Prabowo Subianto pada PILPRS 2009 yang lalu sebagai Cawapres terkaya dengan total asset sebesar 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta. belum termasuk k84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar perekor, belum lagi sejumlah mobil mewah.

Selain sebgai pengusaha sukses Prabowo Subianto juga didaulat sebagai ketua dibeberapa organisasi semisalnya, Himpinan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ikatan Pancak Silat Indonesia (IPSI) dan masih banyak lagi yang tidak saya ebutkan satu persatu.

Berikut Biodata Singkat Prabowo Subianto

Nama : Prabowo Subianto
Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1951
Agama : Islam

Pendidikan:
  • SMA: American School In London, U.K. (1969) 
  • Akabri Darat Magelang (1970-1974)
Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD

Kursus/Pelatihan:
  1. Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974) 
  2. Kursus Para Komando (1975) 
  3. Jump Master (1977) 
  4. Kursus Perwira Penyelidik (1977) 
  5. Free Fall (1981)
  6.  Counter Terorist Course Gsg-9 Germany (1981) 
  7. Special Forces Officer Course, Ft. Benning U.S.A. (1981)

Jabatan:
  1. Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)
  2. Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)
  3. Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus (1983-1985)
  4. Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)
  5. Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
  6. Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993)
  7. Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1995)
  8. Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
  9. Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)
  10. Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
  11. Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
  12. Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)

Jabatan Sekarang:
  1. Ketua Umum HKTI periode 2010-2015 
  2. Ketua Umum HKTI periode 2008-2013 
  3. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) periode 2007-2011 
  4. Komisaris Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan 
  5. Komisaris Utama PT Tidar Kerinci Agung (Perusahaan Produksi Minyak Kelapa Sawit), Jakarta, Indonesia 
  6. Presiden Dan Ceo PT Nusantara Energy (Migas, Pertambangan, Pertanian, Kehutanan Dan Pulp) Jakarta, Indonesia 
  7. Presiden Dan Ceo PT Jaladri Nusantara (Perusahaan Perikanan) Jakarta, Indonesia 
Tanda Jasa/Penghargaan:
  •  Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (Prestasi)
  • Satya Lencana Kesetiaan Xvi Tahun
  • Satya Lencana Seroja Ulangan–Iii
  • Satya Lencana Raksaka Dharma
  • Satya Lencana Dwija Sistha
  • Satya Lencana Wira Karya
  • The First Class The Padin Medal Ops Honor Dari Kamboja
  • Bintang Yudha Dharma Nararya
Okeh agan-agan, itulah biografi dari Calo Presiden 2014...

0 comments:

Post a Comment

Indra Oze Gunawan. Powered by Blogger.