A. PROSES, ASPEK DAN DAMPAK GLOBALISASI DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, berarti secara keseluruhun. Globalisasi
berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara
nyata. Dalam keadaan global, tentu apa saja dapat masuk sehingga sulit
untuk disaring atau dikontrol. Terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara,
makna globalisasi memiliki dimensi luas dan kompleks yaitu bagaimana suatu
negara yang memiliki batas-batas teritorial dan kedaulatan tidak akan berdaya
untuk menepis penerobosan informasi, komunikasi dan transportasi yang dilakukan
oleh masyarakat di luar perbatasan.
Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah
perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan
elemen-elemennya yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan
teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran
budaya dan ekonomi internasional.
Demikian pula pendapat beragam yang dikemukakan para
ahli berkaitan dengan konsep Globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
- a. Malcolm Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang
berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial-budaya menjadi kurang
penting, yang terjelma di dalam kesadaran orang.
- b. Emmanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global yang
secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan
terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
- c. Thomas L. Friedman
Globalisasi memiliki Dimensi Ideologi dan Teknologi.
Dimensi Ideologi, yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan Dimensi Teknologi
adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
- d. Princeton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat
atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.
- e. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan
ekonomi namun juga mencakup globalisasi terhadap institusi-institusi
demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia dan pergerakan wanita.
- Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi,
antara lain globalisasi informasi seperti berita, televisi dan bahan siaran.
Demikian juga dalam bidang ekonomi (perdagangan), teknologi, wawasan, perilaku
dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Dalam perkembangan global lainnya (global
trens), misalnya dalam bidang kependudukan (migrasi dan lapangan kerja
internasional), gejala lingkungan hidup (pemanasan global), gaya hidup, serta
politik ekonomi seperti munculnya masyarakat ekonomi, wilayah pertumubhan
lintas negara (APEC, AFTA, SIJORI, dan sebagainya).
Berikut ini beberapa segi perkembangan bidang
kehidupan, terkait dengan proses globalisasi yang mempunyai dampak luas
terhadap masyarakat internasional.
No
|
Subyek Proses
|
Indikator
Globalisasi
|
Contoh/Keterangan
|
1.
|
Globalisasi
Informasi
|
|
Peristiwa
gempa tsunami yang melanda kawasan ASIA pada tanggal 26 Desember 2004,
dalam waktu singkat dapat disiarkan langsung oleh stasiun swasta Metro TV.
|
2.
|
Globalisasi
Telekomu-nikasi
|
|
Melalui internet,
kita dapat meminta, mengo-lah dan “memanipulasi” segala informasi di
manapun kita berada dalam berbagai bentuk (alfanumerik, suara, warna,
gerak, hardcopy, dan lain-lain).
|
3.
|
Komunitas
Global
|
|
Memunculkan
kelom-pok spesialis manusia global di suatu bidang tertentu yang lebih mengenal
kelompoknya di luar negeri dari pada di negaranya sendiri.
|
4.
|
Peledakan
Informasi
|
|
Menurut
para ahli, bahwa informasi yang dihasilkan dalam 30 tahun terakhir lebih
banyak dari produksi 5000 tahun sebelum-nya.
|
5.
|
Kecemasan
Informasi
|
|
Cepat
berkembangnya isu-isu tertentu yang belum jelas sumbernya, namun sudah
dipercaya menjadi masalah aktual, misalnya : terorisme, wabah penyakit, dll.
|
6.
|
Masyrakat
Informasi
|
|
Di
negara-negara maju, masyarakat miskin sulit bersaing dalam mempe-roleh
pekerjaan yang layak, mereka lebih banyak mengerjakan pekerjaan dengan 3 D (dark,
dirty, dan danger)
|
- 3. Fenomena Globalisasi
Fenomena globalisasi yang sedang dihadapkan oleh umat
manusia semenjak abad ke-20 dapat ditandai oleh beberapa hal, di antaranya
adalah :
- Arus Etnis ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran, turis, pengungsi, tenaga kerja dan pendatang. Arus manusia ini telah melewati batas-batas teritorial negara.
- Arus Teknologi ditandai dengan mobilitas teknologi, munculnya multinational corporation dan transnational corporation yang kegiatannya dapat menembus batas-batas negara.
- Arus Keuangan yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi, pembelian melalui internet penyimpanan uang di bank asing.
- Arus Media yang ditandai dengan makin kuatnya mobilitas informasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. Berbagai peristiwa di belahan dunia seakan-akan berada di hadapan kita karena cepatnya informasi.
- Arus Ide yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu negara. Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat internasional. Isu-isu ini merupakan isu internasional yang tidak hanya berlaku di suatu wilayah nasional negara.
Berdasarkan fenomena yang nampak pada globalisasi,
dapat dijumpai adanya tanda-tanda yang dapat kita rasakan di dalam kehidupan
sehar-hari tentang globalisasi sebagai berikut :
- Meningkatnya perdagangan global.
- Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri.
- Meningkatnya aliran data lintas batas, seperti penggunaan internet, satelit komunikasi dan telepon.
- Adanya desakan berbagai pihak untuk mengadili para penjahat perang di Mahkamah Kejahatan Internasional (International Criminal Court), dan adanya gerakan untuk menyerukan keadilan internasional.
- Meningkatnya pertukaran budaya (cultural exchange) internasional, misalnya melalui ekspor film-film Hollywood and Bollywood.
- Menyebarluasnya paham multikulturalisme dan semakin besarnya akses individu terhadap berbagai macam budaya.
- Meningkatnya perjalanan dan turisme lintas negara.
- Berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global.
- Berkembangnya sistem keuangan global.
- Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
- Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.
- 3. Aspek-Aspek Globalisasi
- a. Aspek Ekonomi
Mengacu kepada makin menyatunya unit-unit ekonomi di
dunia ke dalam satu unit ekonomi dunia.
- b. Aspek Kebudayaan dan Keagamaan
Mengacu kepada gagasan-gagasan baru yang datang dari
seluruh dunia, terutama masyarakat negara maju yang berangsur-angsur
mengubah pola gagasan budaya dan agama asli suatu bangsa.
- c. Aspek Tekhnologi
Adanya perkembangan teknologi informasi yang pada
akhirnya menyatukan dunia menjadi sebuah tempat tanpa batas.
- d. Aspek Demografi
Merujuk kepada penghijrahan manusia yang berlaku
sehingga merubah pola demografi sebuah negara.
- Trens Era Globalisasi
Era globalisasi yang akan terus berlanjut dalam abad
21, pada mulanya merupakan wujud perubahan dan perkembangan sistem informasi,
telekomunikasi serta transportasi dengan fenomena yaitu dapat mempersingkat
jarak dalam hubungan antar negara atau antar wilayah dalam batas ruang dan
waktu. Dalam perkembangan demikian, telah dimungkinkan oleh terjadinya
kemajuan-kemajuan yang cepat dan menakjubkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek).
Tentu saja kemajuan-kemajuan Iptek tersebut dapat
dicapai berkat adanya kemampuan ekonomi dunia melalui aliran modal tanpa batas
untuk mendukungnya. Sebagaimana yang sedang kita saksikan, adanya keterkaitan
antara kedua faktor Iptek dan kemampuan ekonomi ini telah menimbulkan
perubahan-perubahan yang cepat dan luar biasa di seantero dunia, serta tingkat
kompetisi yang tinggi, dan tidak terkecuali pada masyarakat Indonesia.
Adapun beberapa trens tentang globalisasi, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
- Perubahan Akseleratif, yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
- Aliran Modal Tanpa Batas, yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negara-negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk barang jadi.
- Ekonomi Pengetahuan, yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun dunia usaha.
- Hiper Kompetisi, yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
- Global dan Kompleks, yaitu segala hal yang terkait dengan transnasional produk telah terjadi saling ketergantungan yang memerlukan tingkat manajemen tinggi dan kompleks. Oleh sebab itu, globalisasi telah memberikan implikasi analisis pemikiran yang integrated dan komprehensif.
Trens atau karakteristik globalisasi abad 21dapat
digambarkan sebagai berikut :
- Tantangan Globalisasi
Tantangan nyata pada era globalisasi adalah semakin
kompleksnya berbagai bidang kehidupan karena adanya teknologi informasi,
telekomunikasi dan transportasi yang membawa pengaruh terhadap berbagai nilai
dan wawasan masyarakat internasional. Tantangan globalisasi yang mendasar dan
akan dihadapi, antara lain sebagai berikut :
- Sikap Individualisme, yaitu munculnya kecenderungan mengutamakan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan bersama, memudarkan solideritas dan kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya.
- Apresiasi Generasi Muda, yaitu banyaknya generasi muda yang sudah melupakan para pejuang dan jati diri bangsanya dengan fenomena baru yaitu lebih tahu dan mengidolakan artis, bintang-bintang film, pemain sepak bola asing yang ditiru dengan segala macam aksesorisnya.
- Pandangan Kritis terhadap Ideologi Negaranya, yaitu banyaknya masyarakat yang sudah acuh tak acuh terhadap ideologi atau falsafah negaranya. Mereka sudah tidak tertarik lagi untuk membahasnya bahkan lebih cenderung bersikap kritis dalam operasionalnya dengan cara membanding-bandingkan dengan ideologi lain yang dianggapnya lebih baik.
- Diversifikasi Masyarakat, yaitu munculnya kelompok-kelompok masyarakat dengan profesi tertentu yang terus berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan guna mencapai tingkat kesejahteraan yang bertaraf internasional (mengglobal).
- Keterbukaan Yang Lebih Tinggi, yaitu tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang lebih mengedepankan pendekatan dialogis, demokratisasi, supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas, efektif dan efisien.
- 6. Pelaku Atau Subjek Globalisasi
Para pelaku atau subjek dari globalisasi yang berperan
dalam tumbuh-kembangnya tatanan dunia global, dapat digambarkan sebagai berikut
:
- Negara-negara yang dipetakan secara dikotomis, yaitu negara-negara besar dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara- negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain, dan lain sebagainya.
- Organisasi-organisasi antar pemerintah (IGO atau International-Governmental Organizations), seperti ASEAN, NATO, Europian Community dan lain sebagainya.
- Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporation (MNC) atau Transnational Corporation atau Global Firms. Perusahaan-perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis meluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia. Pemerintah, pada khususnya negara-negara berkembang merasa perlu mendapatkan modal dan teknologinya. Fenomena pengaruh George Soros terhadap kebijakan politik global merupakan contoh dari peran perusahaan internasional dalam percaturan politik global.
- Organisasi internasional atau transnasional yang non pemerintah (INGO, International Non-Governmental Organizations) seperti Palang Merah Internasional di dirikan tahun 1867, Workingmen’s Association (Sosialist International) tahun 1860-an, International Women’s League for Peace and Freedom. Organisasi konvensional seperti: Vatikan, Dewan Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Yang modern seperti Amnesty International, Green-Peace International, World Conference on Religion and Peace, World Federation of United Nations Associations, Trans-Parency International, Worldwatch, Human Rights Watch dan Refugee International. Organisasi global ini lebih tepat disebut aktivis professional. Pendapat umum dan kebijakan dunia ternyata banyak sekali dipengaruhi oleh organisasi aktivis ini. Gagasan-gagasan mereka banyak disalurkan melalui media massa elit dunia, seperti International Herald Tribune, The Guardian, Times dan The Economist.
- Organisasi-organisasi non formal, rahasia dan setengah rahasia. seperti: mafia, teroris, pembajak, penyelundup, preman global, tentara bayaran, hacker komputer dan mungkin juga organisasi semacam Al-Qaeda.
- 7. Dampak Globalisasi
Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat
berarti dalam dimensi kehidupan manusia. Globalisasi merupakan proses
internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat modern. Pada awalnya ini
hanya ada pada tataran ekonomi, namun dalam perkembangannya cenderung
menunjukkan keragaman. Malcolm Waters mengemukakan bahwa ada 3 (tiga)
dimensi proses globalisasi, yaitu: Globalisasi Ekonomi, Globalisasi
Politik dan Globalisasi Budaya.
Dari segi dimensi globalisasi budaya, muncul beberapa
jenis space atau lukisan, seperti : emospace, technospace, finanspace,
mediaspace, ideaspace dan sacrispace. Dengan demikian,
universalisasi sistem nilai global yang terjadi dalam dimensi kebudayaan telah
mengaburkan sistem nilai (values system) kehidupan manusia, khususnya
pada negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi tahun era
pasar bebas. Berikut adalah dampak globalisasi diberbagai bidang :
- Ekonomi, yaitu terbentuknya masyarakat global yang tidak lagi tergantung batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
- Ideologi, yaitu timbulnya dua ideologi besar yang menguasai dunia (Liberal dan Sosialis), di mana keduanya saling bertentangan. Ideologi Liberal menganut paham kebebasan untuk tiap individu merupakan jalan mencapai kebahagiaan, sementara ideologi Sosialis mengekang kebebasan rakyat untuk mencapai masyarakat yang makmur. Dengan globalisasi ideologi, berdampak luas terhadap upaya-upaya suatu negara dalam mewujudkan sistem politik, ekonomi maupun sosial budayanya.
- Politik, yaitu pengaruh globalisasi pada sistem politik di berbagai negara yang berkembang seperti sistem politik demokrasi Liberal, demokrasi Pancasila, Sosialis, Komunis dan sebagainya. Salah contohnya di Indonesia, yaitu terjadinya dinamika ketatanegaraan sistem politik yang mula-mula berbentuk demokrasi liberal, kemudian menjadi demokrasi terpimpin dan akhirnya menjadi demokrasi pancasila yang dianut hingga sekarang ini.
- Hankam, yaitu adanya upaya-upaya setiap negara dalam mempertahankan kedaulatan negaranya melalui pembuatan sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan tentaranya. Globalisasi bidang hankam yang pernah dirasakan masyarakat dunia, yaitu dengan dibentuknya pakta pertahanan NATO, SEATO, WARSAWA, dan sebagainya. Dalam bidang hankam, negara Indonesia selain memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat, udara dan laut juga melakukan upaya-upaya keamanan rakyat semesta dan kedaulatan nasional. Negara Indonesia dalam partisipasi menjaga keaman internasional, juga pernah mengirim Pasukan Garuda kebeberapa negara atas mandat Dewan Keamanan PBB.
- Sosial, yaitu banyaknya nilai-nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif . Salah satu contoh perubahan di bidang sosial yaitu dengan hadirnya modernisasi di segala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instan) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat berpengaruh negatif maupun positif.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Dampak
Positif
|
Dampak
Negatif
|
|
|
Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan
diri agar dapat memenangkan arus globalisasi ini. Tujuannya adalah mendapatkan
segi-segi positif dari globalisasi dan mampu menghindarkan diri dari aspek
negative globalisasi. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
- Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan.
- Pemberian keterampilan hidup (life skill) agar mampu menciptakan kreativitas dan kemandirian.
- Usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis dan terbuka.
- Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional.
- Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.
- 8. Isu-isu Internasional Sebagai Dampak Globalisasi
Akibat arus budaya global, isu-isu internasional
sekarang ini banyak berpengaruh pada aspek politik. Pengaruh itu, meliputi isu
tentang demokrasi, isu hak asasi manusia dan transparansi (keterbukaan). Pada
aspek sosial budaya, muncul isu tentang perlunya sikap pluralisme dan
pelestarian lingkungan hidup. Dalam bidang ekonomi muncul pasar global,
sedangkan di bidang keamanan muncul isu tentang terorisme.
Beberapa isu internasional terkait dengan dampak
globalisasi yang paling sering muncul kepermukaan adalah sebagai berikut :
No
|
Isu-isu
Globalisasi
|
Uraian
|
Keterangan
|
1.
|
Demokrasi
|
Paham
demokrasi berasaskan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena
itu, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi negara. Demokrasi
sebagai sistem politik harus mengikutsertakan rakyat dalam
pengambilan keputusan.
Semua
negara ingin disebut sebagai negara demokrasi. Negara-negara yang belum
berpemerintahan demokrasi atau masih melakukan praktek pemerintahan
otoriter banyak dikecam oleh negara lain.
|
Negara-negara
otoriter umumnya terkucilkan dari pergaulan internasional.
|
2.
|
Hak Asasi
Manusia
|
Masalah
hak asasi manusia berkaitan erat dengan demokrasi. Sekarang ini dunia
internasional sangat memperhatikan penegakan hak asasi manusia.
Adanya
berbagai perang, pertentangan dan konflik antar bangsa dikarenakan
adanya penindasan terhadap hak asasi manusia dan perilaku
sewenang-wenang.
|
Masalah
hak asasi manusia sudah merupakan masalah internasional.
|
3.
|
Transparansi
(keterbukaan)
|
Transparansi
atau keterbukaan terutama ditujukan pada penyelenggaraan pemerintahan negara.
Pemerintahan yang tertutup tidak akan lama bertahan sebab kemajuan informasi
telah mampu menerobos berbagai ketertutupan yang disembunyikan pemerintah.
Pemerintahan
yang tertutup juga dianggap tidak demokratis karena tidak ada
pertanggungjawaban publik dan tidak mengikutsertakan rakyat dalam bernegara.
Hal ini bertentangan dengan pesan demokrasi.
|
Penyelenggaraan
negara diharapkan berlaku terbuka dan transparan terhadap rakyatnya.
|
4.
|
Pelestarian
Lingkungan Hidup
|
Ligkungan hidup
merupakan isu internasional yang ditujukan kepada negara-negara. Sekarang ini
lingkungan hidup yang rusak dapat menjadi ancaman baru bagi umat manusia.
Negara-negara
yang memiliki kekayaan alam dan hutan dihimbau untuk serius dalam
melestarikan lingkungan hidup. Misalnya, kebakaran hutan di Kalimantan bukan
hanya merugikan Indonesia tetapi mengganggu negara-negara tetangga bahkan
mengancam ekosistem dunia.
|
Tindakan
terhadap perusakan lingkungan selalu akan mendapat kecaman masyarakat
internasional.
|
4.
|
Pluralisme
|
Dalam
masyarakat global, hubungan antar manusia akan semakin intensif dan tidak
hanya manusia sebangsa, tetapi manusia yang berbeda ras, agama, nilai budaya,
bahasa dan adat. Sikap menghargai keberanekaan perbedaan (pluralisme)
sangat dibutuhkan.
|
Apabila
suatu bangsa memaksa-kan nilai budayanya dan tidak menghargai budaya lain
maka hubungan global akan rusak.
|
5.
|
Pasar
global dan Pesaing global
|
Dalam era
global, barang, jasa dan produk dari berbagai Negara akan masuk dan saling
berkompetisi dengan produk lokal. Arus keluar masuk barang dan jasa tidak
lagi dibatasi.
|
Di
wilayah-wilayah regional dibentuk pasar bersama, misalnya di Asia dengan
pemberla-kuan AFTA 2003.
|
- C. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA
- Globalisasi di Bidang Ekonomi
Abad 21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi. Hal
ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana
negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin
terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Wujud
nyata globalisasi bidang ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
antara lain terjadi dalam aspek-aspek berikut :
- Aspek Produksi, yaitu suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
- Aspek Pembiayaan, yaitu suatu perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT. Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build-Operate-Transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
- Aspek Tenaga Kerja, yaitu suatu perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf professional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan atau buruh diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
- Aspek Jaringan Informasi, yaitu masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui : televisi, radio, media cetak, dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh, KFC, celana jeans Levi’s, hamburger, dan sebagainya telah melanda pasar di mana-mana. Akibatnya, selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa menuju pada selera global.
- Aspek Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena “less papers/documents”dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.
Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate)
di atas, dapat dikatakan bahwa dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya
ketergantungan ekonomi antar negara melalui peningkatan volume dan keragaman
transaksi antar negara (cross-border capital flows), pergerakan tenaga
kerja (human movement) dan penyebaran teknologi informasi yang cepat.
Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir
pasti telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh (berdampak
positif) terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja dan
kegiatan bisnis corporate di Indonesia.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi,
termasuk BUMN, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi
usaha serta melandaskan strategi manajemennya dengan basis entrepreneurship,
cost efficiency dan competitive advantages. Mencermati kondisi
Indonesia dalam konteks ekonomi global, Sjahrir (2001) mengemukakan
bahwa, suasana internal dan eksternal ekonomi Indonesia pada saat ini
menunjukkan fenomena yang kurang menggembirakan. Untuk itu Bangsa Indonesia
perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi.
Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan
menimbulkan berbagai kosekuensi serius, antara lain:
- Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi),
- Jumlah pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual),
- Kemiskinan struktural yang semakin memilukan,
- Utang yang semakin menggunung baik pada pihak luar negeri maupun dalam negeri dan
- Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah.
Berikut ini adalah beberapa contoh yang tercipta
akibat/dampak globalisasi bidang ekonomi yaitu :
- Coca-cola atau Coke adalah sebuah merk minuman kola yang sangat populer. Dijual di berbagai restoran, toko dan mesin penjual di seluruh negara. Produsen dari minuman ini adalah The Coca-Cola Company yang mempunyai merk yang paling dikenal dan paling luas penjualannya.
- McDonald’s Corporation adalah rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia. Sampai pada tahun 2004, McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 17.000 orang per hari per rumah makan.
- Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Kantor pusatnya berada di kota Espoo, Finlandia dan paling dikenal lewat produk-produk telepon selularnya.
- WTO (Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization) adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan “aturan perdagangan” di antara anggotanya. Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT, persetujuan setelah Perang Dunia II untuk meniadakan hambatan perdagangan internasional. Pada tahun 2005 organisasi ini memiliki 149 negara anggota.
- b. Globalisasi di Bidang Ideologi
Globalisasi saat ini bisa dikatakan sebagai bentuk
penjajahan model baru yang bisa mengakibatkan keterpurukan ekonomi dan
kemiskinan suatu bangsa yang tidak mampu mengimbangi pengaruh atau dampak
globalisasi tesebut. Dan hal ini kemungkinan besar bisa terjadi pada
negara-negara yang sedang berkembang. Sedangkan pengaruh globalisasi bisa
menjanjikan kemakmuran pada negara-negara maju yang menginginkan tercapainya
misi negara-negara tersebut dalam mengusung gaya ideologi Kapitalis dan
Liberalis. Mereka dapat memasuki wilayah negara yang sedang berkembang
dengan mengusung misi “kebebasan” di semua aspek yaitu politik, ekonomi dan
sosial budaya.
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa pengaruh
globalisasi di bidang ekonomi sangat menguntungkan negara-negara maju, karena
dalam “upaya” memperbaiki ekonomi negara-negara berkembang, terdapat unsur-unsur
ideologi yang disusupkan ke dalam suatu negara. Seperti Amerika Serikat
yang berada di balik lembaga bantuan peminjaman seperti IMF dan Bank Dunia,
jika ingin memberikan bantuan maka salah satu persyaratannya harus
menerima prinsip pasar bebas.
Hal ini bagi negara berkembang seperti negara
Indonesia akan berakibat hanya dijadikan negara koloni, yaitu tidak
lebih hanya sebagai pasar barang dan tempat pemasaran hasil industri oleh
negara-negara maju.
Karena terdapat unsur keberpihakan pada negara-negara
maju, maka pengaruh globalisasi bagi Indonesia menyebabkan keterpurukan ekonomi
yang disebabkan ketidak-mampuan kita dalam bersaing secara cepat pada
hasil-hasil produksi di tanah air. Demikian juga tingkat ketergantungan kita
yang secara tidak sadar telah mengikat secara politik dengan mengusung
prinsip-prinsip kapitalis dan pemikiran liberal.
- c. Globalisasi di Bidang Politik
Ketika mendengar ungkapan “politik global” yang ada di
benak kita adalah percaturan perebutan kekuasaan, hegemoni dan pengaruh global
antara kekuatan-kekuatan besar di dunia. Percaturan tersebut kadang berupa
proses politik yang melibatkan banyak negara, lembaga internasional dan
kepentingan kelompok tertentu. Percaturan tersebut juga kadang terjadi dengan
diwarnai pertempuran antara kekuatan militer yang menyimpan banyak kepentingan
di belakangnya, seperti kita saksikan dalam pertempuran-pertempuran di
Afghanistan dan Irak. Seperti sebuah negara, dunia global telah mempunyai
dinamika politiknya sendiri.
Pengaruh globalisasi politik, menimbulkan begitu
banyak kepentingan-kepentingan yang tidak lagi bisa dipenuhi kecuali melalui
peran kekuatan global atau melibatkan unsur suprastate. Terkadang justru
kepentingan sebuah negara sendiri tidak akan bisa terpenuhi kecuali dengan
mengkondisikan eksternal sebagai support kepentingan domestik. Maka
globalisasi politik tidak lain adalah pergulatan global dalam mewujudkan
kepentingan para pelaku yang menjalankannya.
Para pelaku globalisasi di bidang politik adalah
sebagai berikut :
1) Negara-negara
besar dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang,
negara-negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang kuat
dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang
bergabung dengan negara lain.
2) Organisasi-organisasi
antar pemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European Community dan lain
sebagainya.
3) Perusahaan
internasional yang dikenal dengan Multinational Corporations (MNC).
Perusahaan-perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis
meluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia.
4) Perusahaan
internasional atau transnasional yang non pemerintah, seperti Palang Merah
Internasional, Working Men’s Association, dan International Women’s
League for Peace and Freedom. Sedangkan yang bersifat konvensional,
seperti Vatikan, Dewan Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern,
antara lain : Amnesty International, Green-Peace International, World
Conference on Religion and Peace, World Federation of United Nations
Associations, Trans-Parency International, Worlwatch, Human Rights Watch, dan
Refugee International.
- d. Globalisasi di Bidang Sosial-Budaya
Paska jatuhnya kekuasaan orde baru yang kemudian
berubah menjadi rezim yang disebut sebagai “era reformasi”, kondisi
sosial-budaya masyarakat Indonesia cenderung mengalami krisis sosial yang
mengarah pada disintegrasi. Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi sejak akhir
1997, telah mengakibatkan munculya berbagai krisis lanjutan atau disebut
“krisis multidimensi” yang mencakup krisis politik, kepercayaan, hukum,
sosio-budaya dan sebagainya dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Salah satu krisis multidimensi dalam bidang sosial
budaya, yaitu meluasnya berbagai modus disorientasi dan dislokasi pada banyak
kalangan masyarakat kita. Misalnya, disintegrasi sosial-politik yang bersumber
pada eforia kebebasan yang nyaris kebablasan; lenyapnya kesabaran sosial dalam
menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah mengamuk
dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki; merosotnya
penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral dan kesantunan sosial;
semakin meluasnya penyebaran narkoba serta penyakit-penyakit sosial lain;
berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bernuansa politis, etnis dan agama,
seperti yang pernah terjadi di berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat dan
Tengah, Maluku dan Sulawesi tengah.
Beberapa indikasi yang dapat kita rasakan akibat
pengaruh globalisasi sosial budaya, adalah sebagai berikut :
1) Disorientasi,
dislokasi, atau krisis sosial-budaya di kalangan masyarakat yang merebak dengan
kian meningkatnya penetrasi dan ekspansi budaya Barat — khususnya
Amerika — yang semakin sulit dibendung.
2) Berbagai
ekspresi sosial budaya “alien” (asing), yang sebenarnya tidak memiliki
basis dan preseden kulturalnya, semakin menyebar di dalam masyarakat sehingga
muncul kecenderungan-kecenderungan “gaya-hidup” baru yang tidak kondusif bagi
kehidupan masyarakat dan bangsa.
3) Semakin
merebaknya budaya “McDonald-isasi”, meluasnya budaya telenovela yang
menyebarkan kepermisifan, kekerasan dan hedonisme, mewabahnya MTV-isasi,
Valentine’s Day dan kini juga From’s Night di kalangan remaja.
Meminjam ungkapan Edward Said, gejala itu tidak lain adalah neo
cultural imperialism, menggantikan imperialisme klasik yang terkandung
dalam orientalisme.
Dari berbagai kecenderungan tersebut, orang bisa
menyaksikan kemunculan kultur hybrid (budaya gado-gado tanpa identitas),
di Indonesia dewasa ini. Pada satu sisi, kemunculan budaya hybrid
tampaknya tidak terelakkan, khususnya karena pengaruh globalisasi yang semakin
sulit dihindari. Beberapa sisi negatif dari munculnya budaya hybrid
antara lain :
- dapat mengakibatkan erosi budaya.
- lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
- kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jatidiri.
- hilangnya semangat nasionalisme dan patriitisme.
- cenderung pragmatisme dan maunya serba instan.
Multikulturalisme merupakan sebuah paham yang menekankan pada
kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya lokal dengan tanpa mengabaikan
hak-hak dan eksistensi budaya lain. Itu penting kita pahami bersama dalam
kehidupan masyarakat multikultural seperti bangsa Indonesia. Jika tidak,
mungkin akan selalu terjadi konflik akibat ketidaksaling pengertian dan
pemahaman terhadap realitas multikultural tersebut.
- e. Globalisasi di Bidang Hankam
Pengaruh globalisasi di bidang Hankam sangat nampak
terutama pada industri-industri pertahanan sebagai tatanan segenap potensi
industri nasional baik milik pemerintah/swasta, yang mampu secara sendiri atau
kelompok, untuk sebagian atau seluruhnya menghasilkan alat peralatan Hankam
serta jasa pemeliharaan guna kebutuhan pertahanan keamanan negara.
Negara-negara industri persenjataan seperti Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan sebagainya, telah berupaya selalu
memperbaharui jenis, bentuk dan kemampuannya untuk kepentingan pertahanan
negara. Tidak sedikit negara-negara lain seperti Iran, Israel, India, Pakistan,
Korea Utara dan sebagainya juga telah berupaya untuk membuat persenjataan-persenjataan
yang semakin disempurnakan, bahkan belakangan muncul isu-isu senjata nuklir
yang masih menjadi polemik.
Bidang-bidang industri pertahanan dan keamanan
khususnya negara Indonesia, telah berupaya melakukan kerja sama dengan
negara-negara lain baik untuk kepentingan TNI Darat, Laut, Udara maupun
Kepolisian Negara sebagai berikut :
1) Sistem senjata
meliputi platform (udara, laut dan darat), senjata dan bahan peledak dan
propellant.
2) Sistem Komando,
Kendali, Komunikasi dan Informasi (K3I).
3) Untuk Platform
Udara, dalam melakukan pengalihan teknologi atas dasar lisensi, PT. IPTN telah
memproduksi platform pesawat bersayap tetap NC212 di bawah lisensi dari Constructiones
Aeronauticas SA (CASA), Spanyol; platform Helikopter tipe NBO-105 di
bawah lisensi Meserschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), Jerman Barat; Helikopter
Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-330 di bawah lisensi Aerospatiale, Perancis;
helikopter NBell-412 lisensi dari Bell Textorn Inc, USA; dan Helikopter
NBK 117 lisensi dari MBB-Kawasaki.
4) Bentuk
kerjasama lain dalam bidang Hankam adalah offset dengan General Dynamics
USA sehubungan dengan pengadaan pesawat jet tempur F16. Demikian juga program
offset dengan British Aerospace Co dalam pengadaan rapier serta
kerjasama dengan Boeing dan Fokker dalam menyediakan bagian pesawat untuk
produksi Boeing dan Fokker yang dikaitkan dengan pembelian pesawat-pesawat oleh
Garuda dan Merpati.
- f. Globalisasi di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi
dewasa ini, telah mengalami perkembangan sedemikian pesat. Kemajuan di bidang
inilah yang paling cepat memunculkan terbentuknya era global yang antar
negara seakan-akan tidak ada lagi batas-batas teritorial. Globalisasi
menunjukkan perubahan besar dalam masyarakat dunia. Apa yang ditunjukkan bukan
sesuatu yang mengada-ada. Bukan sekadar soal kita menambahkan perlengkapan
modern, seperti video, fashion, televisi, parabola, komputer dalam cara hidup.
Kita hidup di dalam dunia yang sedang mengalami transformasi yang luar biasa
sehingga pengaruhnya hampir melanda setiap aspek dari kehidupan. Kita didorong
masuk ke dalam tatanan global yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siapa pun,
namun dampaknya bisa kita rasakan.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi menjadi sebuah fenomena yang selalu menarik untuk diamati. Teknologi
komunikasi dan informasi merupakan perangkat teknologi yang membantu manusia
dalam berhubungan atau berinteraksi dengan manusia lain. Kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi menjadikan manusia dalam berhubungan dengan pihak
lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan-pun dan di
mana-pun manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hubungan,
mendapatkan informasi dan menyebarkan informasi kepada orang lain. Teknologi
komunikasi informasi telah memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia.
Beberapa perangkat teknologi komunikasi informasi yang ada sekarang, misalnya :
- Media cetak, seperti koran, tabloid dan majalah
- Media audio, seperti radio, tape, compact disk
- Media audio visual, seperti televisi, TV kabel, internet,
- Komputer, perangkat infra merah, telepon, handphone, mobile phone, LCD, kamera, laptop.
Di negara-negara maju, orang telah akrab dengan
penggunaan berbagai perangkat teknologi komunikasi dan informasi tersebut.
Kemudahan yang didapatkan dari penggunaan teknologi komunikasi dan informasi
sejalan dengan nilai-nilai yang berkembang di negara-negara maju, seperti
efisiensi, efektifitas dan rasionalitas. Contohnya adalah penggunaan komputer
multimedia yang telah terhubung dengan jaringan internet. Dengan hanya berada
di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktvitas, seperti melakukan
pembicaraan dengan orang lain, mengirim surat, melihat televisi, membaca
berbagai berita, mencari informasi, memberikan informasi, serta melakukan
transaksi (pembelian, pembayaran dan penjualan). Apa yang dahulu tidak
terbayang bisa dilakukan, sekarang ini dengan kemajuan teknologi komunikasi
informasi orang dapat melakukannya.
- D. SIKAP TERHADAP PENGARUH DAN IMPLIKASI GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Sesungguhnya dengan globalisasi dapat, kita dapat
mengambil peranan yang lebih besar pada prakarsa dan kreativitas warga
masyarakat melalui berbagai infrastruktur teknologi informasi dan transportasi,
ekonomi, sosial budaya, politik atau elemen organisasi masyarakat. Setiap warga
negara berkewajiban dan sekaligus merupakan suatu kehormatan apabila mampu
menciptakan motivasi, tatanan, kondisi dan peluang yang diperlukan untuk tumbuh
dan berkembangnya kreativitas dan prakarsa masyarakat itu sendiri.
Dalam era globalisasi dewasa ini, mengharuskan kita
untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali
nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam berinteraksi terhadap tatanan dunia
luar dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa, serta menyegarkan dan
memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai dampak
negatif yang akan timbul. Sudah saatnya, era globalisasi kita maknai dalam arti
yang positif antara lain tumbuhnya persaingan yang sehat, tingkat kompetisi
yang tinggi, harus serba cepat, dan sebagainya. Beberapa sikap yang perlu kita
miliki dalam rangka menghadapi pengaruh globalisasi dan implikasinya terhadap
bangsa dan negara antara lain sebagai berikut :
- 1. Memiliki Wawasan Global
Khusus globalisasi dan perkembangan global lainnya,
perkembangan ini mulai menampakkan pengaruhnya berupa perhatian dan apresiasi
kita yang kadang berlebihan terhadap berbagai wawasan dan perikehidupan
global, antara lain :
- a. Budaya Global.
Perilaku, nilai, dan gaya hidup yang dibawa masuk arus
informasi global diterima dengan mudah, meskipun ada yang tidak sesuai degan
nilai sosial budaya sendiri. Munculnya manusia global, orang yang hidup di
Indonesia tetapi lebih merasa sebagai warga komunitas global dan sebagainya.
- b. Konsep Global.
Timbulnya wacana atau diskusi terhadap permasalahan
konseptual yang ditimbulkan oleh globalisasi, misalnya mengenai konsep
negara-bangsa ( nation state ), relevansi ideologi bagi negara,
primordialisme baru, liberalisasi, dan sebagainya.
- c. Pendangkalan wawasan dan kehidupan demokrasi.
Kompetisi media massa global melahirkan demokrasi
“instant” dan pendangkalan wawasan, dengan proses analisis realtime yang
langsung jadi dari tempat peristiwa yang mengutamakan nilai “gigit” ( soundbites
), rentang perhatian ( span of attention ) yang singkat, serta kultur pop
global. Pendangkalan ini menular ke dalam masyarakat yang tidak sempat
melihat perspektif yang wajar sebagai akibat dari gerak dinamika yang sangat
tinggi.
- d. Isyu Global.
Hak Asasi Manusia, masalah lingkungan global, dan isyu
yang dikembangkan di masyarakat yang menguasai lalu-lintas informasi global,
misalnya: hak aborsi wanita, kohabitasi, keluarga sama jenis, dan sebagainya.
- e. Politik global.
Perlu diingat, bahwa adanya diskusi dan perhatian
tersebut tentu dengan tidak sendirinya berarti tidak baik. Dengan pengkajian
dan telaahan yang lebih dalam dan terbuka, dengan memakai bahasa yang sama, isyu
global dapat dibahas dalam berbagai forum seminar, pengkajian dan diskusi
secara lugas. Hal ini misalnya dapat dilakukan terhadap wawasan tentang
keterbukaan, hak asasi manusia atau wawasan lingkungan.
Dalam hal wawasan lingkungan hidup, misalnya, banyak
yang berpendapat bahwa pandangan ini diakibatkan oleh tekanan dan pengaruh
internasional. Meskipun ada di antaranya yang datang dari luar ( seperti konsep
global commons ). Khususnya di Indonesia, bahwa sebenarnya kebanyakan
konsep lingkuangan sudah sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam
masyarakat.. Perhatikan umpamanya, prinsip-prinsip dibalik konsep Pembangunan
Berkelanjutan, ekosistem, daya dukung alam, keanekaragaman hayati atau
keterkaitan penduduk dengan lingkungan. Semuanya beranjak dari konsep ekosistem
secara holistik: seluruh bagian saling terkait dan tergantung, berhubungan
secara serasi, selaras dan seimbang.
- 2. Memahami Era Globalisasi dan Hubungan Interdependensi Ekonomi
Perkembangan baru bidang ekonomi, telah menciptakan
suasana serta pola hubungan finansial, perdagangan, produksi dan berbagai
hubungan ekonomi lain yang sangat berbeda dengan yang dikenal atau dilaksanakan
sebelumnya ini. Hal yang penting untuk kita fahami, bahwa segala aktivitas
kegiatan ekonomi dan operasi dunia usaha tidak lagi dapat diidentifikasikan
sebagai kegiatan nasional, akan tetapi bersifat transnasional atau global.
Berbagai perkembangan baru yang menggambarkan
kecenderungan globalisasi atau transnasionalisasi dalam perekonomian dapat
dilukiskan sebagai berikut :
- Dalam hubungan finansial, semenjak pertengahan dasawarsa tujuh puluhan telah terjadi proses globalisasi keuangan dalam bentuk internasionalisasi dan mungkin lebih tepat transionalisasi keuangan, yaitu meluasnya operasi lembaga keuangan sehingga tidak terbatas pada suatu negara atau wilayahnya, akan tetapi seluruh dunia.
- Gejala sekuritisasi atau proses membaurnya operasi bank-bank komersial dengan lembaga-lembaga keuangan sekuriti serta inovasi baru dalam operasi keuangan, berupa perluasan jasa uang sehingga mencakup berbagai kegiatan di luar yang secara tradisional dilakukan di pasar uang.
- Dalam kegiatan produksi, kecenderungan globalisasi nampak dari proses pembuatan produk akhir yang komponen-komponennya dihasilkan diberbagai negara, sehingga hasil akhirnya merupakan gabungan dari produk yang berasal dari berbagai negara tersebut.
- Perusahaan multinasional, bukan lagi yang menghasilkan suatu produk dengan pasokan bahan yang datang dari perusahaan-perusahaan anaknya, akan tetapi masing-masing perusahaan nasional menghasilkan komponen yang setelah digabungkan dengan komponen-komponen lain yang dihasilkan perusahaan di negar-negara lain, akhirnya menjadi satu barang jadi.
- Dalam perkembangan investasi, pada berbagai kegiatan produkasi juga bersifat transnasional. Perdagangan internasional makin mengikuti ivestasi, bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa perdagangan merupakan fungsi dari investasi.
- Perkembangn di Timur Tengah, suatu reaksi yang menyatukan negara-negara lain untuk mengambil tindakan embargo ekonomi dan penyerangan terhadap Irak yang oleh resolusi PBB dianggap memiliki senjata pemusnah masal. Hal ini, merupakan perkembangan baru yang merupakan globalisasi politik, yang dimotori Amerika Serikat dan sekutunya.
- Perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi terutama setelah ditemukannya kabel dari “fiber optic” yang menggantikan tembaga sebagai sarana komunikasi dengan efisiensi yang berlipat ganda, telah menimbulkan revolusi dalam hubungan komunikasi karena mampu mentransfer informasi jauh lebih cepat dan akurat serta kapasitas yang berlipat besarnya.
Semua perubahan-perubahan tersebut di atas, telah
memudahkan masyarakat dunia memindahkan uang, data dan informasi ke seluruh penjuru
dunia dengan lebih mudah dan murah. Mayarakat dapat mengikuti peristiwa penting
di dunia dengan mudah, bagaimana tembok Berlin runtuh, bagaimana krisis
hubungan RRC dan Jepang terjadi, krisis Timur Tengah, Gempa bumi dan gelombang
Tzunami di Aceh, dan sebagainya.
Globalisasi ekonomi telah menimbulkan gejala baru,
yaitu sifat hubungan ekonomi antar bangsa-bangsa yang lebih ditandai oleh
saling ketergantungan atau interdependensi yang makin menguat. Kecenderungan
timbulnya hubungan interdependensi ekonomi ini tidak saja antar negara-negara
maju yang sudah lama terjadi, akan tetapi juga antar negara-negara berkembang
serta antara negara-negara berkembang dan maju.
- 3. Memahami Perkembangan Dunia Yang Sangat Cepat
Kecenderung globalisasi yang menimbulkan hubungan
interdependensi antar perekonomian negara-negara di dunia, harus kita pahami
bahwa hal ini akan dibarengi dengan berbagai perkembangan sangat cepat dan juga
bersifat struktural. Beberapa indikator perubahan dan perkembangan dunia yang
sangat cepat, antara lain :
- Banyaknya perekonomian di dunia yang mendorong bekerjanya mekanisme pasar dan persaingan dengan mengurangi campur tangan langsung negara atau pemerintah dalam kegiatan ekonomi nasional. Kecenderungan ini sering disebutkan sebagai penemuan kembali ekonomi pasar, yang dilaksanakan di negara-negara atau perekonomian industri baru (newly industrializing countries atau NICs dan newly industrializing economies atau NIEs), negara-negara berkembang, termasuk negara kita, dan yang banyak mendapat sorotan, di negara-negara sosialis atau komunis, dengan “glasnost” dan “perestroikannya”.
- Terdapat perkembangan penting di Eropa Barat dengan program Pasar Tunggal Eropa pada tahun 1992. Dengan program yang sangat luas ini, kita dapat memaklumi bahwa Eropa akan jauh lebih banyak memperhatikan masalah intern dan lebih bersikap introvertif. Yang jelas sejak dicanangkannya penyatuan pasar Eropa, kepercayaan Eropa menjadi pulih, istilah “Euroclerosisi” menjadi hilang dan penanaman modal di Eropa baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh masyarakat luar Eropa, makin meningkat.
- Amerika Serikat yang 50 tahun lalu menunjukan keterbukaan dalam sikapnya terhadap perdagangan internasional, mengalami perubahan kearah proteksionisme, terutama setelah AS mulai kehilangan daya saingnya menghadapi Jepang. Kecenderungan ini nampak jelas dari perundang-undangan yang dikeluarkan dalam perdagangan maupun berbagai rancangan undang-undang yang diajukan di Congress.
- Negara Jepang telah memperlihatkan kemampuannya sebagai kekuatan utama di bidang perdagangan. Baru-baru ini MITI Jepang mengeluarkan dokumen yang menunjukan programnya untuk menjadikan ekonomi Jepang berperan sebagai pemimpin ekonomi dunia dalam tahun 2000-an sebagaimana Amerika Serikat melakukan hal ini semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
- Timbulnya gejala baru kearah pembentukan “free trade area” diberbgai wilayah seperti Amerika Utara dan Amerika Serikat dengan Kanada, kemudian dengan Meksiko dan wilayah Australia-NewZealand, dan di negara-negara ASEAN. Bila masing-masing “free trade area” ini akan menjadi tertutup pula maka kita menghadapi bahaya fragmentasi atau proteksionisme.
- Transformasi perekonomian yang terjadi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, serta perkembangan NICs baik di Asia maupun di kawasan lain. Ekonomi kawasan Asia Pasifik berkembang sangat pesat yang dipelopori oleh RRC, Taiwan dan Korea Selatan, demikian pula perdagangan antar negara-negara di kawasan ini. Kecenderungan ini akan berlanjut di masa depan.
Dengan peningkatan hubungan dagang, investasi dan ekonomi
antar negara-negara di berbagai kawasan, seolah-olah ada suatu integrasi
ekonomi di kawasan tersebut. Di lain pihak ketergantungan kebanyakan negara
pada pasar tertentu (AS dan Jepang) yang dapat menimbulkan hubungan bilateral
yang berpotensi menimbulkan friksi, seperti defisit neraca perdangan yang
berkelanjutan.
- 4. Memanfaatkan Globalisasi Untuk Pembangunan
Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya,
sekarang ini berlangsung dalam keadaan dunia yang sedang mengalami proses
globalisasi. Hal ini dengan akibat bahwa proses pembangunan negara
berkembang tidak bisa dilaksanakan terisolasi dari proses globalisasi. Oleh
karena itu, beberapa kerangka kebijaksanaan yang berlaku dimasa perang dingin,
kini ditahun sembilan puluhan dan ke masa depan tidak revelan lagi.
Beberapa negara berkembang, seperti Indonesia dan
negara Asia Timur serta beberapa negara Amerika Selatan lainnya sudah menempuh
proses pembangunan yang cukup kencang selama dasawarsa lalu dan karena itu
mengalami perubahan struktur ekonomi dan sosial yang cukup besar. Perubahan
yang berlangsung ini menumbuhkan kekuatan-kekuatan sosial baru yang memerlukan
penanganan dan kerangka kebijaksanaan pembangunan yang baru pula. Tidak lagi
bisa ditempuh “jalan kemarin” atau pendekatan “busines as usual”.
Sehingga setidaknya terdapat dua faktor yang
mempengaruhi kerangka kebijaksanaan yang membedakannya dengan kebijakan lalu,
yaitu :
- Proses globalisasi yang gencar berlangsung di seantero dunia sehingga perlu diperhitungkan dan dimanfaatkan dalam menarik kebijaksanaan pembangunan nasional; dan
- Perubahan kondisi dan aspirasi masyarakat yang merubah dan meningkat sebagai hasil pembangunan dasawarsa-dasawarsa lalu.
Dengan memperhatikan dua faktor ini perlu dikaji
implikasinya pada keperluan melakukan penyesuaian pada beberapa bidang yang
strategis. Perhatikan bagan di bawah ini !
- a. Penyesuaian Kebijakan Ekonomi
Perlu ditekankan bahwa stabilitas terutama yang
terkait dengan bidang ekonomi, khususnya dalam ukuran laju inflasi, tetap perlu
dipertahankan oleh karena globalisasi ekonomi justru menghendaki terpeliharanya
stabilitas ekonomi. Namun dalam penerapannya tidak cukup lagi ditempuh
kebijaksanaan ekonomi yang diandalkan pada kebijaksanaan moneter saja.
Kebijaksanaan stabilisasi ekonomi inipun memerlukan penyesuaian dengan
menekankan sekarang lebih banyak pada kebijaksanaan sektor rill mengurangi
hambatan arus dan produksi barang serta jasa.
Dalam menanggapi proses globalisasi ekonomi dengan
masuknya saingan menghadapi kelompok-kelompok ekonomi kuat, perlu ada ikhtiar
khusus memberdayakan kekuatan ekonomi lemah. Paling tidak diusahakan agar
“medan juang” (playing field) setingkat dalam dunia kompetisi global.
Sudut penghlihatan ini membawa akibat bahwa ada sikap
berpihak dalam menarik kebijaiksanaan pembangunan. Dalam ekonomi pasar yang
didorong oleh proses globalissi ekonomi, sangat penting bahwa Pemerintah secara
eksplisit menunjukan sikap berpihak pada kelompok lemah dan rentan dalam
kebijaksanaan pembangunan. Ini berarti bahwa sistem sekonomi yang dikembangkan
adalah “ekonomi pasar dengan pencernaan”.
Proses pembangunan yang berlangsung secara global
sekarang ini menunjukan sifat “pertumbuhan tanpa perluaan lapangan kerja” (jobless
growth) dalam mengisi pembangunan negara berkembang ini berarti bahwa
perombakan struktur ekonomi dari mayarakat pertanian menjadi masyarakat
industri sungguhpun penting tidaklah cukup. Yang diperlukan sebagai tambahan
adalah meningkatkan kemampuan industri-berpengetahuan (knowledge based
industry).
- b. Penyesuaian Pengembangan Institusi
Penyesuaian kebijakan tentang pembangunan ekonomi,
memerlukan penyesuaian pengembangan institusi. Pertama adalah
pengembangan institusi aparatur Pemerintah. Dalam sistem ekonomi pasar dengan
perencanaan, maka peranan pemerintah adalah penting. Namun sifat orientasi
kepemerintahan perlu mengalami penyesuaian :
1) Memberi
pelayanan kepada masyarakat ditingkatkan menjadi sifat memberdayakan masyarakat
melayaninya diri sendiri.
2) Kegiatan
Pemerintah beralih dari pelaksanaan (excution) menjadi pembimbingan (guidance).
3) Pola kepimpinan
yang ditampuh tidak lagi sentralissi tetapi desentralisasi baik ke daerah
maupun kekelompok masyarakat.
4) Sikap kerja
yang beralih dari tindak repressif kearah preventif;
5) Visi
penglihatan untuk melihat proses pembangunan tidak dalam jangka pendek (short
tern vision) tetapi dalam jangka panjang (long tern vision).
Masyarakat plural dan beranekaragam (pluralisme) adalah
ciri masyarakat global. Bangsa Indonesia bersyukur bahwa secara politis kita
sudah menganut “Bhineka Tunggal Ika”, sehingga keanekaragaman dalam diri
masyarakat seyogianya tidak perlu menjadi masalah. Oleh karena itu
tumbuh-kembangnya demokrasi tidak lagi cara kekuasaan yang dimiliki berbagai
fihak, termasuk pemerintah, digunakan dalam mengembangkan sumberdaya alam,
ekonomi dan sosial dalam proses pembangunan.
Globalisasi ekonomi mengakibatkan bahwa modal menjadi barang langka.
Lebih-lebih dengan kesempatan pembangunan yang terbuka sekarang akibat berakhirnya
perang dingin. Maka permintaan akan modal melebihi pemasokan modal. Modal
“tidak mengenal bendera nasional” dan akan memasuki sektor dan negara yang
menghasilkan keuntungan.
- c. Penyesuaian Nilai Etika
Berbagai penyesuaian kebijaksanaan ekonomi dan
pengembangan institusi ini memerlukan pengembangan nilai etika. Dari berbagai
nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia perlu diangkat secara eksplisit
nilai-nilai sebagai berikut :
1) Penegakkan
martabat kemanusian dengan pokok menghormati hidup (respect for life).
Hidup dan kehidupan bermatabat kemanusiaan inilah perlu dihormati.
2) Menumbuhkan
kebebasan sebagai ciri manusia beradab dan mencakup kebebasan
mengakatualisasikan diri dengan identitas sendiri dan atas kerangka acuan
sendiri : kebebasan beragama, menerima dan memilih informasi, kebebasan
berfikir dan mengungkapkan pendapat, kebebasan hidup bermasyarakat menurut
kerangka acuan masyarakat itu sendiri.; kebebasan berbangsa , bernegara,
dan bertanah air yang tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.
3) Menegakkan
keadilan yang diwujudkan melalui hukum, sehingga peraturan perundang-undangan
mencerminkan rasa adil yang hidup dalam masyarakat.
4) Toleransi yang
menghormati hak berbeda pendapat, berbeda agama, berbeda suku, berbeda ras,
berbeda kelompok. Hak untuk berbeda dalam semangat bersatu.
5) Solideritas
sosial yang menumbuhkan sikap keadilan sosial dan terwujud dalam jumlah
penduduk di bawah garis kemiskinan yang menurun dan kesenjangan di atas garis
kemiskinan mangecil.
Demikian langkah-langkah penyesuaian yang perlu
diusahakan dalam menanggapi proses globalisasi dan proses pembangunan yang
merobah struktur ekonomi dan masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris
pertanian ke arah masyarakat industri. Langkah-langkah penyesuaian ini tidak
berlangsung otomatis, tetapi perlu ditumbuh kembangkan.
- 5. Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara
Negara Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global
dengan ideologi Pancasila yang terbuka dan sistem politik, ekonomi,
sosial-budaya serta hankam yang dinamis, dalam melaksanakan pembangunan dari
tahun ke tahun, merasakan dampak dari perubahan-perubahan dunia yang cepat dan
mendasar. Hal ini tentu saja membawa implikasi pada perencanaan dan pengelolaan
pembangunan nasional secara keseluruhan dalam berbagai bidang dan aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akan tetapi, perubahan-perubahan itu sendiri akan
berpengaruh pada perkembangan terhadap teknologi informasi dan komunikasi, ilmu
pengetahuan, para cendikiawan dari berbagai disiplin ilmu, pelaku ekonomi dalam
dunia usaha maupun purumus kebijakan di tingkat nasional. Semua
perubahan-perubahan tersebut akan berimplikasi pada hal-hal antara lain sebagai
berikut :
- Perumus kebijakan di tingkat nasional, bahwa perubahan yang cepat dan kecenderungan tidak menentu serta makin ketatnya persaingan atau kompetisi di berbagai bidang kehidupan, menuntut peningkatan strategi dan langkah-langkah operasional untuk penciptaan iklim bagi dunia usaha, aparat birokrasi, perangkat hukum, infrastruktur, penciptaan sumber daya manusia dan sebagainya yang terus makin meningkat efisiensi dan daya saingnya.
- Pelaku ekonomi, bahwa dalam dasawarsa dua ribuan daya saing ekonomi nasional mulai meningkat, kemampuan produksi dan ekspor makin membesar. Untuk itu, diperlukan segala upaya untuk mempertahankan dan meingkatkan pasar bagi hasil produksi nasional, baik lewat perbaikan sistim perdagangan internasional dalam kerangka multilateral, regional, dan bilateral.
- Pemerintah, yaitu baik pemerintah pusat maupun daerah diharapkan makin memainkan peran sebagai fasilitator, pemberi dorongan dan bimbingan kepada para cendikiawan, tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu serta dunia usaha untuk terus meningkatkan daya saing dalam skala nasional dan global. Kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi harus dilanjutkan, tanpa menghilangakan campur tangan yang diperlukan, khususnya yang memberikan arah serta mendorong prakarsa, kreativitas dan partisipasi masyarakat.
- Bagi dunia usaha, dituntut untuk lebih luwes, lebih sensitif pada tuntutan pasar dan lebih jeli mempelajari peluang-peluang yang terbuka di pasar serta menerus meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaannya. Khusus pada globalisasi ekonomi, menuntut kelincahan dunia usaha dalam keja sama antar para pelakunya dan dengan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional di pasar dunia.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan di bawah ini !
Perkembangan yang cepat sebagai pengaruh globalisasi,
telah membawa implikasi pada teori atau pendekatan diberbagai bidang dan aspek
kehidupan. Oleh sebab itu, globalisasi dengan segala implklikasinya, hendaknya
terus kita upayakan dalam kerangka membangun sebuah bangsa dan negara yang
mampu berlaku efisien, efektif dan memiliki daya saing global.
- E. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain
dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya
kompleksitas perubahan (inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi,
telekomunikasi dan transportasi, tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar
bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetisi yang tinggi di berbagai bidang
hidupan.
Beberapa indikator pengaruh negatif maupun positif
globalisasi yang melanda bangsa dan negara Indonesia antara lain dapat dilihat
berikut ini.
No
|
Bidang
|
Indikator
Perubahan / Dampak Globalisasi
|
1.
|
Politik
|
|
2.
|
Ekonomi
|
|
3.
|
Sosial dan Budaya
|
|
4.
|
Hukum, Pertahan dan Kemanan
|
|
0 comments:
Post a Comment