Blogger Widgets PROSES, ASPEK DAN DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA - BERBAGI ITU INDAH
Slide # 1

Indra Gunawan

Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah

Slide # 2

Indra Gunawan

Senja di Sudut Kota Kecil Yang Mempesona, Bumiayu Jawa Tengah

Slide # 3

Indra Gunawan

Pelatihan Mahasiswa Dan OutBond, Baturaden Adventure Forest Banyumas Jawa Tengah

Slide # 4

Indra Gunawan

Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah

Slide # 5

Indra Gunawan

Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah

Monday, 22 October 2012

PROSES, ASPEK DAN DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA



A. PROSES, ASPEK DAN DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. Pengertian Globalisasi
Kata  globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Dalam keadaan global, tentu apa saja dapat masuk sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol. Terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, makna globalisasi memiliki dimensi luas dan kompleks yaitu bagaimana suatu negara yang memiliki batas-batas teritorial dan kedaulatan tidak akan berdaya untuk menepis penerobosan informasi, komunikasi dan transportasi yang dilakukan oleh masyarakat di luar perbatasan.
Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.
Demikian pula pendapat beragam yang dikemukakan para ahli berkaitan dengan konsep Globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. a. Malcolm Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial-budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di dalam kesadaran orang.
  1. b. Emmanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
  1. c. Thomas L. Friedman
Globalisasi memiliki Dimensi Ideologi dan Teknologi. Dimensi Ideologi, yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan Dimensi Teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
  1. d. Princeton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
  1. e. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi terhadap institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia  dan pergerakan wanita.
  1. Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi, antara lain globalisasi informasi seperti berita, televisi dan bahan siaran. Demikian juga dalam bidang ekonomi (perdagangan), teknologi, wawasan, perilaku dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Dalam perkembangan global lainnya (global trens), misalnya dalam bidang kependudukan (migrasi dan lapangan kerja internasional), gejala lingkungan hidup (pemanasan global), gaya hidup, serta politik ekonomi seperti munculnya masyarakat ekonomi, wilayah pertumubhan lintas negara (APEC, AFTA, SIJORI, dan sebagainya).
Berikut ini beberapa segi perkembangan bidang kehidupan, terkait dengan proses globalisasi yang mempunyai dampak luas terhadap masyarakat internasional.
No
Subyek  Proses
Indikator  Globalisasi
Contoh/Keterangan
1.
Globalisasi Informasi
  • Penunjang arus informasi global melaui siaran televisi baik langsung (melalui satelit) maupun tidak lang-sung (melalui paket siaran).
  • Semakin dinamis dan cepat, misalnya berita yang disiarkan pada realtime (dari tempat kejadian saat peristiwa terjadi) sehingga langsung dapat dikomunikasikan kepada masyarakat internasional.
  • Bila ada pergolakan atau keputusan pemerintah di satu belahan dunia, dapat berpengaruh terhadap lonjakan kurs mata uang, demonstrasi, aksi protes, dan sebagainya.
Peristiwa gempa tsunami yang melanda kawasan ASIA pada tanggal 26 Desember 2004, dalam waktu singkat dapat disiarkan langsung oleh stasiun swasta Metro TV.
2.
Globalisasi Telekomu-nikasi
  • Kemajuan pesat dalam teknologi komunikasi dan informasi dalam bentuk sibernetik 3K (komunikasi, komputer dan kendali).
  • Terbentuknya jaringan komunikasi global yang mempu memberikan pelayanan digital terpadu (broadband integrated service digital network) yang sekarang ini dimulai dengan internet.
Melalui internet, kita dapat meminta, mengo-lah dan “memanipulasi” segala informasi di manapun kita berada dalam berbagai bentuk (alfanumerik, suara, warna, gerak, hardcopy, dan lain-lain).
3.
Komunitas Global
  • Perubahan nilai-nilai pada masyara-kat akibat arus informasi, misalnya dalam hal musik, pasar modal dan uang, bursa komoditi, pertaruhan dan sebagainya.
    • Adanya informasi yang berlangsung selama 24 jam sehari, merangsang tindakan instant dari peminatnya tanpa peduli waktu dan tempat.
    • Berkembangnya informasi seperti majalah, newsletter, berita faksimil, penerbitan elektronik dan sebagai-nya yang terbatas pada profesi tetentu yang membutuhkan perkem-bangan mutakhir setiap ada perubahan bidang tersebut.
Memunculkan kelom-pok spesialis manusia global di suatu bidang tertentu yang lebih mengenal kelompoknya di luar negeri dari pada di negaranya sendiri.
4.
Peledakan Informasi
  • Kemajuan iptek dan arus komuni-kasi global yang makin canggih, cepat dan berkapasitas tinggi.
    • Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat sangat cepat secara tajam (eksponensial ).
Menurut para ahli, bahwa informasi yang dihasilkan dalam 30 tahun terakhir lebih banyak dari produksi 5000 tahun sebelum-nya.
5.
Kecemasan Informasi
  • Kompleksitas informasi baik jenis, jumlah, maupun kualitasnya yang berkembang disegala bidang termasuk juga informasi yang tidak berguna (limbah).
  • Orang berlomba-lomba mengum-pulkan sebanyak-banyaknya infor-masi, meskipun pada akhirnya tidak mampu mengelola dengan cepat dan tepat.
Cepat berkembangnya isu-isu tertentu yang belum jelas sumbernya, namun sudah dipercaya menjadi masalah aktual, misalnya : terorisme, wabah penyakit, dll.
6.
Masyrakat Informasi
  • Terjadinya perkembangan struktur ekonomi negara maju, yaitu dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
    • Sektor informasi memainkan peranan terbesar dibanding sektor industri dan pertanian.
    • Dalam konteks pembangunan, teknologi informasi merupakan pisau bermata dua Dari satu sisi, dapat memacu pertumbuhan dan kema-juan. Tetapi dari segi lain, dapat pula menimbulkan serta memperbesar ke-senjangan sosial seraya menghambat upaya pemerataan.
Di negara-negara maju, masyarakat miskin sulit bersaing dalam mempe-roleh pekerjaan yang layak, mereka lebih banyak mengerjakan pekerjaan dengan 3 D (dark, dirty, dan danger)
  1. 3. Fenomena Globalisasi
Fenomena globalisasi yang sedang dihadapkan oleh umat manusia semenjak abad ke-20 dapat ditandai oleh beberapa hal, di antaranya adalah :
  1. Arus Etnis ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran,  turis, pengungsi, tenaga kerja dan pendatang. Arus manusia ini telah melewati  batas-batas teritorial negara.
  2. Arus Teknologi ditandai dengan mobilitas teknologi, munculnya multinational corporation dan transnational corporation yang kegiatannya dapat menembus batas-batas negara.
  3. Arus Keuangan yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi,        pembelian melalui internet penyimpanan uang di bank asing.
  4. Arus Media yang ditandai dengan makin kuatnya mobilitas informasi, baik melalui  media cetak maupun elektronik. Berbagai peristiwa di belahan dunia seakan-akan berada di hadapan kita karena cepatnya informasi.
  5. Arus Ide yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu  negara. Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat  internasional. Isu-isu ini merupakan isu internasional yang tidak hanya berlaku di  suatu wilayah nasional negara.
Berdasarkan fenomena yang nampak pada globalisasi, dapat dijumpai adanya tanda-tanda yang dapat kita rasakan di dalam kehidupan sehar-hari tentang globalisasi sebagai berikut :
  1. Meningkatnya perdagangan global.
  2. Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri.
  3. Meningkatnya aliran data lintas batas, seperti penggunaan internet, satelit komunikasi dan telepon.
  4. Adanya desakan berbagai pihak untuk mengadili para penjahat perang di Mahkamah Kejahatan Internasional (International Criminal Court), dan adanya gerakan untuk menyerukan keadilan internasional.
  5. Meningkatnya pertukaran budaya (cultural exchange) internasional, misalnya melalui ekspor film-film Hollywood and Bollywood.
  6. Menyebarluasnya paham multikulturalisme dan semakin besarnya akses individu terhadap berbagai macam budaya.
  7. Meningkatnya perjalanan dan turisme lintas negara.
  8. Berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global.
  9. Berkembangnya sistem keuangan global.
  10. Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
  11. Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.
  1. 3. Aspek-Aspek Globalisasi
    1. a. Aspek  Ekonomi
Mengacu kepada makin menyatunya unit-unit ekonomi di dunia ke dalam satu  unit  ekonomi dunia.
  1. b. Aspek Kebudayaan dan Keagamaan
Mengacu kepada gagasan-gagasan baru yang datang dari seluruh dunia, terutama  masyarakat negara maju yang berangsur-angsur mengubah pola gagasan budaya  dan agama asli suatu bangsa.
  1. c. Aspek Tekhnologi
Adanya perkembangan teknologi informasi yang pada akhirnya menyatukan dunia  menjadi sebuah tempat tanpa batas.
  1. d. Aspek Demografi
Merujuk kepada penghijrahan manusia yang berlaku sehingga merubah pola  demografi sebuah negara.
  1. Trens Era Globalisasi
Era globalisasi yang akan terus berlanjut dalam abad 21, pada mulanya merupakan wujud perubahan dan perkembangan sistem informasi, telekomunikasi serta transportasi dengan fenomena yaitu dapat mempersingkat jarak dalam hubungan antar negara atau antar wilayah dalam batas ruang dan waktu. Dalam perkembangan demikian, telah dimungkinkan oleh terjadinya kemajuan-kemajuan yang cepat dan menakjubkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Tentu saja kemajuan-kemajuan Iptek tersebut dapat dicapai berkat adanya kemampuan ekonomi dunia melalui aliran modal tanpa batas untuk mendukungnya. Sebagaimana yang sedang kita saksikan, adanya keterkaitan antara kedua faktor Iptek dan kemampuan ekonomi ini telah menimbulkan perubahan-perubahan yang cepat dan luar biasa di seantero dunia, serta tingkat kompetisi yang tinggi, dan tidak terkecuali pada masyarakat Indonesia.
Adapun beberapa trens tentang globalisasi, dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Perubahan Akseleratif, yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
  2. Aliran Modal Tanpa Batas, yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negara-negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk barang jadi.
  3. Ekonomi Pengetahuan, yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun dunia usaha.
  4. Hiper Kompetisi, yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
  5. Global dan Kompleks, yaitu segala hal yang terkait dengan transnasional produk telah terjadi saling ketergantungan yang memerlukan tingkat manajemen tinggi dan kompleks. Oleh sebab itu, globalisasi telah memberikan implikasi analisis pemikiran yang integrated dan komprehensif.
Trens atau karakteristik globalisasi abad 21dapat digambarkan sebagai berikut :










  1. Tantangan Globalisasi
Tantangan nyata pada era globalisasi adalah semakin kompleksnya berbagai bidang kehidupan karena adanya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi yang membawa pengaruh terhadap berbagai nilai dan wawasan masyarakat internasional. Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan dihadapi, antara lain sebagai berikut :
  1. Sikap Individualisme, yaitu munculnya kecenderungan mengutamakan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan bersama, memudarkan solideritas dan kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya.
  2. Apresiasi Generasi Muda, yaitu banyaknya generasi muda yang sudah melupakan para pejuang dan jati diri bangsanya dengan fenomena baru yaitu lebih tahu dan mengidolakan artis, bintang-bintang film, pemain sepak bola asing yang ditiru dengan segala macam aksesorisnya.
  3. Pandangan Kritis terhadap Ideologi Negaranya, yaitu banyaknya masyarakat yang sudah acuh tak acuh terhadap ideologi atau falsafah negaranya. Mereka sudah tidak tertarik lagi untuk membahasnya bahkan lebih cenderung bersikap kritis dalam operasionalnya dengan cara membanding-bandingkan dengan ideologi lain yang dianggapnya lebih baik.
  4. Diversifikasi Masyarakat, yaitu munculnya kelompok-kelompok masyarakat dengan profesi tertentu yang terus berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan guna mencapai tingkat kesejahteraan yang bertaraf internasional (mengglobal).
    1. Keterbukaan Yang Lebih Tinggi, yaitu tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang lebih mengedepankan pendekatan dialogis, demokratisasi, supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas, efektif dan efisien.
  1. 6. Pelaku Atau Subjek Globalisasi
Para pelaku atau subjek dari globalisasi yang berperan dalam tumbuh-kembangnya tatanan dunia global, dapat digambarkan sebagai berikut :
  1. Negara-negara yang dipetakan secara dikotomis, yaitu negara-negara besar dan  negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara- negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain, dan lain sebagainya.
  2. Organisasi-organisasi antar pemerintah (IGO atau International-Governmental  Organizations), seperti ASEAN, NATO, Europian Community dan lain sebagainya.
  3. Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporation (MNC)  atau Transnational Corporation atau Global Firms. Perusahaan-perusahaan ini dengan  modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis meluaskan jaringannya ke segala  penjuru dunia. Pemerintah, pada khususnya negara-negara berkembang merasa perlu mendapatkan modal dan teknologinya. Fenomena pengaruh George Soros terhadap kebijakan politik global merupakan contoh dari peran perusahaan internasional dalam percaturan politik global.
  4. Organisasi internasional atau transnasional yang non pemerintah (INGO, International  Non-Governmental Organizations) seperti Palang Merah Internasional di dirikan tahun 1867, Workingmen’s Association (Sosialist International) tahun 1860-an, International Women’s League for Peace and Freedom. Organisasi konvensional seperti: Vatikan,  Dewan  Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Yang modern seperti Amnesty International, Green-Peace International, World Conference on Religion and Peace, World Federation of United Nations Associations, Trans-Parency International, Worldwatch, Human Rights Watch dan Refugee International. Organisasi global ini lebih tepat disebut aktivis professional. Pendapat umum dan kebijakan dunia ternyata  banyak sekali dipengaruhi oleh organisasi aktivis ini. Gagasan-gagasan mereka banyak disalurkan melalui media massa elit dunia, seperti International Herald Tribune, The Guardian, Times dan The Economist.
  5. Organisasi-organisasi non formal, rahasia dan setengah rahasia. seperti: mafia, teroris, pembajak,       penyelundup, preman global, tentara bayaran, hacker komputer  dan mungkin juga organisasi semacam Al-Qaeda.
  1. 7. Dampak Globalisasi
Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat berarti dalam dimensi kehidupan manusia. Globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat modern.  Pada awalnya ini hanya ada pada tataran ekonomi, namun dalam perkembangannya cenderung menunjukkan keragaman. Malcolm Waters mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) dimensi proses globalisasi, yaitu: Globalisasi Ekonomi, Globalisasi Politik dan Globalisasi Budaya.
Dari segi dimensi globalisasi budaya, muncul beberapa jenis space atau lukisan, seperti : emospace, technospace, finanspace, mediaspace, ideaspace dan sacrispace. Dengan demikian, universalisasi sistem nilai global yang terjadi dalam dimensi kebudayaan telah mengaburkan sistem nilai (values system) kehidupan manusia, khususnya pada negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi tahun era pasar bebas. Berikut adalah dampak globalisasi diberbagai bidang :
  1. Ekonomi, yaitu terbentuknya masyarakat global yang tidak lagi tergantung batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
  2. Ideologi, yaitu timbulnya dua ideologi besar yang menguasai dunia (Liberal dan Sosialis), di mana keduanya saling bertentangan. Ideologi Liberal menganut paham kebebasan untuk tiap individu merupakan jalan mencapai kebahagiaan, sementara ideologi Sosialis mengekang kebebasan rakyat untuk mencapai masyarakat yang makmur. Dengan globalisasi ideologi, berdampak luas terhadap upaya-upaya suatu negara dalam mewujudkan sistem politik, ekonomi maupun sosial budayanya.
  3. Politik,  yaitu pengaruh globalisasi pada sistem politik di berbagai negara yang berkembang seperti sistem politik demokrasi Liberal, demokrasi Pancasila, Sosialis, Komunis dan sebagainya. Salah contohnya di Indonesia, yaitu terjadinya dinamika ketatanegaraan sistem politik yang mula-mula berbentuk demokrasi liberal, kemudian menjadi demokrasi terpimpin dan akhirnya menjadi demokrasi pancasila yang dianut hingga sekarang ini.
  4. Hankam, yaitu adanya upaya-upaya setiap negara dalam mempertahankan kedaulatan negaranya melalui pembuatan sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan tentaranya. Globalisasi bidang hankam yang pernah dirasakan masyarakat dunia, yaitu dengan dibentuknya pakta pertahanan NATO, SEATO, WARSAWA, dan sebagainya. Dalam bidang hankam, negara Indonesia selain memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat, udara dan laut juga melakukan upaya-upaya keamanan rakyat semesta dan kedaulatan nasional. Negara Indonesia dalam partisipasi menjaga keaman internasional, juga pernah mengirim Pasukan Garuda kebeberapa negara atas mandat Dewan Keamanan PBB.
  5. Sosial, yaitu banyaknya nilai-nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif . Salah satu contoh perubahan di bidang sosial yaitu dengan hadirnya modernisasi di segala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instan) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat berpengaruh negatif maupun positif.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Dampak Positif
Dampak Negatif
  1. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.
  2. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi  mempercepat manusia untuk berhubungandengan manusia lain.
  3. Kemajuan teknologi komunikasi, informasi dan transportasi meningkatkan  efisiensi.
  4. Mendukung nasionalisme dalam menggalakkan proses integrasi antara lain  dengan mendobrak etnosentrik.
  5. Peningkatan mobilitas social dan pengukuhan kelas menengah.
  6. Komunikasi yang lebih mudah dan juga murah.
  7. Peluang yang lebih luas bagi manusia berbagai etnik, bangsa, budaya dan agama untuk berinteraksi.
  1. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
  2. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang   makin besar.
  3. Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan individual yang menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.
  4. Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih  banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
  5. Timbulnya dominansi negara-negara maju yang mempunyai kekuatan yang lebih kuat.
  6. Mengakibatkan erosi terhadap nilai-nilai tradisi.
  7. Timbul gejala-gejala seperti konsumerisme, materialisme, kendornya moralitas, dsb.
  8. Pembangunan yang tidak seimbang dan jurang  perbedaan ekonomi yang semakin melebar antara kawasan-kawasan di sebuah negara dan antar sektor-sektor ekonomi.
  9. Masyarakat yang terbentuk lebih tidak kreatif, kurang bersemangat dan berwatak hedonistik.
  10. Merebaknya kebiasaan meniru hasil-hasil iptek dari negara lain.
Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan diri agar dapat memenangkan arus globalisasi ini. Tujuannya adalah mendapatkan segi-segi positif dari globalisasi dan mampu menghindarkan diri dari aspek negative globalisasi. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
  1. Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan.
  2. Pemberian keterampilan hidup (life skill) agar mampu menciptakan kreativitas dan kemandirian.
  3. Usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis dan terbuka.
  4. Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional.
  5. Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.
  1. 8. Isu-isu Internasional Sebagai Dampak Globalisasi
Akibat arus budaya global, isu-isu internasional sekarang ini banyak berpengaruh pada aspek politik. Pengaruh itu, meliputi isu tentang demokrasi, isu hak asasi manusia dan transparansi (keterbukaan). Pada aspek sosial budaya, muncul isu tentang perlunya sikap pluralisme dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam bidang ekonomi muncul pasar global, sedangkan di bidang keamanan muncul isu tentang terorisme.
Beberapa isu internasional terkait dengan dampak globalisasi yang paling sering muncul kepermukaan adalah sebagai berikut :
No
Isu-isu Globalisasi
Uraian
Keterangan
1.
Demokrasi
Paham demokrasi berasaskan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu,  rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi negara. Demokrasi sebagai  sistem politik  harus mengikutsertakan rakyat dalam pengambilan keputusan.
Semua negara ingin disebut sebagai negara demokrasi. Negara-negara yang belum berpemerintahan demokrasi atau  masih melakukan praktek pemerintahan otoriter banyak dikecam oleh negara lain.
Negara-negara otoriter umumnya terkucilkan dari pergaulan internasional.
2.
Hak Asasi Manusia
Masalah hak asasi manusia berkaitan erat dengan demokrasi. Sekarang ini dunia internasional sangat memperhatikan penegakan hak asasi manusia.
Adanya berbagai perang, pertentangan dan konflik antar  bangsa dikarenakan adanya penindasan  terhadap hak asasi manusia dan perilaku sewenang-wenang.
Masalah hak asasi manusia sudah merupakan masalah internasional.
3.
Transparansi (keterbukaan)
Transparansi atau keterbukaan terutama ditujukan pada penyelenggaraan pemerintahan negara. Pemerintahan yang tertutup tidak akan lama bertahan sebab kemajuan informasi telah mampu menerobos berbagai ketertutupan yang disembunyikan pemerintah.
Pemerintahan yang tertutup juga dianggap tidak demokratis karena tidak ada pertanggungjawaban publik dan tidak mengikutsertakan rakyat dalam bernegara. Hal  ini  bertentangan dengan pesan demokrasi.
Penyelenggaraan negara diharapkan berlaku terbuka dan transparan terhadap rakyatnya.
4.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Ligkungan hidup merupakan isu internasional yang ditujukan kepada negara-negara. Sekarang ini lingkungan hidup yang rusak dapat menjadi ancaman baru bagi umat manusia.
Negara-negara yang memiliki kekayaan alam dan hutan dihimbau untuk serius dalam  melestarikan lingkungan hidup. Misalnya, kebakaran hutan di Kalimantan bukan hanya merugikan Indonesia tetapi mengganggu negara-negara tetangga bahkan mengancam ekosistem dunia.
Tindakan terhadap perusakan lingkungan selalu akan mendapat kecaman masyarakat internasional.
4.
Pluralisme
Dalam masyarakat global, hubungan antar manusia akan semakin intensif dan tidak hanya manusia sebangsa, tetapi manusia yang berbeda ras, agama, nilai budaya, bahasa dan adat. Sikap menghargai keberanekaan perbedaan (pluralisme) sangat dibutuhkan.
Apabila suatu bangsa memaksa-kan nilai budayanya dan tidak menghargai budaya lain maka hubungan global akan rusak.
5.
Pasar global dan Pesaing global
Dalam era global, barang, jasa dan produk dari berbagai Negara akan masuk dan saling berkompetisi dengan produk lokal. Arus keluar masuk barang dan jasa tidak lagi dibatasi.
Di wilayah-wilayah regional dibentuk pasar bersama, misalnya di Asia dengan pemberla-kuan  AFTA 2003.
  1. C. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA
  1. Globalisasi di Bidang Ekonomi
Abad 21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan  ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa  rintangan  batas teritorial negara. Wujud nyata globalisasi bidang ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain terjadi dalam aspek-aspek berikut :
  1. Aspek Produksi, yaitu suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai negara,  dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan  baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur  yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
  2. Aspek Pembiayaan, yaitu suatu perusahaan global mempunyai akses untuk  memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT. Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build-Operate-Transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
  3. Aspek Tenaga Kerja, yaitu suatu perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti  penggunaan staf professional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan atau buruh diperoleh dari negara berkembang.  Dengan  globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
  4. Aspek Jaringan Informasi, yaitu masyarakat suatu negara dengan mudah  dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui : televisi, radio, media cetak, dan lain-lain. Dengan jaringan  komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh, KFC, celana jeans Levi’s, hamburger, dan sebagainya telah melanda pasar di mana-mana. Akibatnya, selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa menuju pada selera global.
  5. Aspek Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif.  Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena “less papers/documents”dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.
Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate) di atas, dapat dikatakan bahwa dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar negara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antar negara (cross-border capital flows), pergerakan tenaga kerja (human movement) dan penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh (berdampak positif) terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate di Indonesia.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi, termasuk BUMN, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemennya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages. Mencermati kondisi Indonesia dalam konteks ekonomi global, Sjahrir (2001) mengemukakan bahwa, suasana internal dan eksternal ekonomi Indonesia pada saat ini menunjukkan fenomena yang kurang menggembirakan. Untuk itu Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi.
Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan menimbulkan berbagai kosekuensi serius, antara lain:
  1. Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi),
  2. Jumlah pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual),
  3. Kemiskinan struktural yang semakin memilukan,
  4. Utang yang semakin menggunung baik pada pihak luar negeri maupun dalam negeri dan
  5. Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah.
Berikut ini adalah beberapa contoh yang tercipta akibat/dampak globalisasi bidang ekonomi yaitu :
  1. Coca-cola atau Coke adalah sebuah merk minuman kola yang sangat populer. Dijual di berbagai restoran, toko dan mesin penjual di seluruh negara. Produsen dari minuman ini adalah The Coca-Cola Company yang mempunyai merk yang paling dikenal dan paling luas penjualannya.
  2. McDonald’s Corporation adalah rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia. Sampai pada tahun 2004, McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah    pengunjung rata-rata 17.000 orang per hari per rumah makan.
  3. Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Kantor pusatnya berada di kota Espoo, Finlandia dan paling dikenal lewat produk-produk telepon selularnya.
  4. WTO (Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization) adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan “aturan perdagangan” di antara anggotanya. Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT, persetujuan setelah Perang Dunia II untuk meniadakan hambatan perdagangan internasional. Pada tahun 2005 organisasi ini memiliki 149 negara anggota.
  5. b. Globalisasi di Bidang Ideologi
Globalisasi saat ini bisa dikatakan sebagai bentuk penjajahan model baru yang bisa mengakibatkan keterpurukan ekonomi dan kemiskinan suatu bangsa yang tidak mampu mengimbangi pengaruh atau dampak globalisasi tesebut. Dan hal ini kemungkinan besar bisa terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang. Sedangkan pengaruh globalisasi bisa menjanjikan kemakmuran pada negara-negara maju yang menginginkan tercapainya misi negara-negara tersebut dalam mengusung gaya ideologi Kapitalis dan Liberalis. Mereka dapat memasuki wilayah negara yang sedang berkembang dengan mengusung misi “kebebasan” di semua aspek yaitu politik, ekonomi dan sosial budaya.
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa pengaruh globalisasi di bidang ekonomi sangat menguntungkan negara-negara maju, karena dalam “upaya” memperbaiki ekonomi negara-negara berkembang, terdapat unsur-unsur ideologi yang disusupkan ke dalam suatu negara. Seperti Amerika Serikat yang berada di balik lembaga bantuan peminjaman seperti IMF dan Bank Dunia, jika ingin memberikan bantuan maka salah satu persyaratannya  harus menerima prinsip pasar bebas.
Hal ini bagi negara berkembang seperti negara Indonesia akan berakibat hanya dijadikan negara koloni, yaitu tidak lebih hanya sebagai pasar barang dan tempat pemasaran hasil industri oleh negara-negara maju.
Karena terdapat unsur keberpihakan pada negara-negara maju, maka pengaruh globalisasi bagi Indonesia menyebabkan keterpurukan ekonomi yang disebabkan ketidak-mampuan kita dalam bersaing secara cepat pada hasil-hasil produksi di tanah air. Demikian juga tingkat ketergantungan kita yang secara tidak sadar telah mengikat secara politik dengan mengusung prinsip-prinsip kapitalis dan pemikiran liberal.
  1. c. Globalisasi di Bidang Politik
Ketika mendengar ungkapan “politik global” yang ada di benak kita adalah percaturan perebutan kekuasaan, hegemoni dan pengaruh global antara kekuatan-kekuatan besar di dunia. Percaturan tersebut kadang berupa proses politik yang melibatkan banyak negara, lembaga internasional dan kepentingan kelompok tertentu. Percaturan tersebut juga kadang terjadi dengan diwarnai pertempuran antara kekuatan militer yang menyimpan banyak kepentingan di belakangnya, seperti kita saksikan dalam pertempuran-pertempuran di Afghanistan dan Irak. Seperti sebuah negara, dunia global telah mempunyai dinamika politiknya sendiri.
Pengaruh globalisasi politik, menimbulkan begitu banyak kepentingan-kepentingan yang tidak lagi bisa dipenuhi kecuali melalui peran kekuatan global atau melibatkan unsur suprastate. Terkadang justru kepentingan sebuah negara sendiri tidak akan bisa terpenuhi kecuali dengan mengkondisikan eksternal sebagai support kepentingan domestik. Maka globalisasi politik tidak lain adalah pergulatan global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang menjalankannya.
Para pelaku globalisasi di bidang politik adalah sebagai berikut :
1)       Negara-negara besar dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain.
2)       Organisasi-organisasi antar pemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European Community dan lain sebagainya.
3)       Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporations (MNC). Perusahaan-perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis meluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia.
4)       Perusahaan internasional atau transnasional yang non pemerintah, seperti Palang Merah Internasional, Working Men’s Association, dan International Women’s League for Peace and Freedom. Sedangkan yang bersifat konvensional, seperti Vatikan, Dewan Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern, antara lain : Amnesty International, Green-Peace International, World Conference on Religion and Peace, World Federation of United Nations Associations, Trans-Parency International, Worlwatch, Human Rights Watch, dan Refugee International.
  1. d. Globalisasi di Bidang Sosial-Budaya
Paska jatuhnya kekuasaan orde baru yang kemudian berubah menjadi rezim yang disebut sebagai “era reformasi”, kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia cenderung mengalami krisis sosial yang mengarah pada disintegrasi. Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi sejak akhir 1997, telah mengakibatkan munculya berbagai krisis lanjutan atau disebut “krisis multidimensi” yang mencakup krisis politik, kepercayaan, hukum, sosio-budaya dan sebagainya dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Salah satu krisis multidimensi dalam bidang sosial budaya, yaitu meluasnya berbagai modus disorientasi dan dislokasi pada banyak kalangan masyarakat kita. Misalnya, disintegrasi sosial-politik yang bersumber pada eforia kebebasan yang nyaris kebablasan; lenyapnya kesabaran sosial dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki; merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral dan kesantunan sosial; semakin meluasnya penyebaran narkoba serta penyakit-penyakit sosial lain; berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bernuansa politis, etnis dan agama, seperti yang pernah terjadi di berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah, Maluku dan Sulawesi tengah.
Beberapa indikasi yang dapat kita rasakan akibat pengaruh globalisasi sosial budaya, adalah sebagai berikut :
1)       Disorientasi, dislokasi, atau krisis sosial-budaya di kalangan masyarakat yang merebak dengan kian meningkatnya penetrasi dan ekspansi budaya Barat — khususnya Amerika — yang semakin sulit dibendung.
2)       Berbagai ekspresi sosial budaya “alien” (asing), yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya, semakin menyebar di dalam masyarakat sehingga muncul kecenderungan-kecenderungan “gaya-hidup” baru yang tidak kondusif bagi kehidupan masyarakat dan bangsa.
3)       Semakin merebaknya budaya “McDonald-isasi”, meluasnya budaya telenovela yang menyebarkan kepermisifan, kekerasan dan hedonisme, mewabahnya MTV-isasi, Valentine’s Day dan kini juga From’s Night di kalangan remaja. Meminjam ungkapan Edward Said, gejala itu tidak lain adalah neo cultural imperialism, menggantikan imperialisme klasik yang terkandung dalam orientalisme.
Dari berbagai kecenderungan tersebut, orang bisa menyaksikan kemunculan kultur hybrid (budaya gado-gado tanpa identitas), di Indonesia dewasa ini. Pada satu sisi, kemunculan budaya hybrid tampaknya tidak terelakkan, khususnya karena pengaruh globalisasi yang semakin sulit dihindari. Beberapa sisi negatif dari munculnya budaya hybrid antara lain :
  • dapat mengakibatkan erosi budaya.
  • lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
  • kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jatidiri.
  • hilangnya semangat nasionalisme dan patriitisme.
  • cenderung pragmatisme dan maunya serba instan.
Multikulturalisme merupakan sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya lokal dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya lain. Itu penting kita pahami bersama dalam kehidupan masyarakat multikultural seperti bangsa Indonesia. Jika tidak, mungkin akan selalu terjadi konflik akibat ketidaksaling pengertian dan pemahaman terhadap realitas multikultural tersebut.
  1. e. Globalisasi di Bidang Hankam
Pengaruh globalisasi di bidang Hankam sangat nampak terutama pada industri-industri pertahanan sebagai tatanan segenap potensi industri nasional baik milik pemerintah/swasta, yang mampu secara sendiri atau kelompok, untuk sebagian atau seluruhnya menghasilkan alat peralatan Hankam serta jasa pemeliharaan guna kebutuhan pertahanan keamanan negara.
Negara-negara industri persenjataan seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan sebagainya, telah berupaya selalu memperbaharui jenis, bentuk dan kemampuannya untuk kepentingan pertahanan negara. Tidak sedikit negara-negara lain seperti Iran, Israel, India, Pakistan, Korea Utara dan sebagainya juga telah berupaya untuk membuat persenjataan-persenjataan yang semakin disempurnakan, bahkan belakangan muncul isu-isu senjata nuklir yang masih menjadi polemik.
Bidang-bidang industri pertahanan dan keamanan khususnya negara Indonesia, telah berupaya melakukan kerja sama dengan negara-negara lain baik untuk kepentingan TNI Darat, Laut, Udara maupun Kepolisian Negara sebagai berikut :
1)       Sistem senjata meliputi platform (udara, laut dan darat), senjata dan bahan peledak dan propellant.
2)       Sistem Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (K3I).
3)       Untuk Platform Udara, dalam melakukan pengalihan teknologi atas dasar lisensi, PT. IPTN telah memproduksi platform pesawat bersayap tetap NC212 di bawah lisensi dari Constructiones Aeronauticas SA (CASA), Spanyol; platform Helikopter tipe NBO-105 di bawah lisensi Meserschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), Jerman Barat; Helikopter Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-330 di bawah lisensi Aerospatiale, Perancis; helikopter NBell-412 lisensi dari Bell Textorn Inc, USA; dan Helikopter NBK 117 lisensi dari MBB-Kawasaki.
4)       Bentuk kerjasama lain dalam bidang Hankam adalah offset dengan General Dynamics USA sehubungan dengan pengadaan pesawat jet tempur F16. Demikian juga program offset dengan British Aerospace Co dalam pengadaan rapier serta kerjasama dengan Boeing dan Fokker dalam menyediakan bagian pesawat untuk produksi Boeing dan Fokker yang dikaitkan dengan pembelian pesawat-pesawat oleh Garuda dan Merpati.
  1. f. Globalisasi di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi dewasa ini, telah mengalami perkembangan sedemikian pesat. Kemajuan di bidang inilah yang paling cepat memunculkan terbentuknya era global yang antar negara seakan-akan tidak ada lagi batas-batas teritorial. Globalisasi menunjukkan perubahan besar dalam masyarakat dunia. Apa yang ditunjukkan bukan sesuatu yang mengada-ada. Bukan sekadar soal kita menambahkan perlengkapan modern, seperti video, fashion, televisi, parabola, komputer dalam cara hidup. Kita hidup di dalam dunia yang sedang mengalami transformasi yang luar biasa sehingga pengaruhnya hampir melanda setiap aspek dari kehidupan. Kita didorong masuk ke dalam tatanan global yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siapa pun, namun dampaknya bisa kita rasakan.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menjadi sebuah fenomena yang selalu menarik untuk diamati. Teknologi komunikasi dan informasi merupakan perangkat teknologi yang membantu manusia dalam berhubungan atau berinteraksi dengan manusia lain. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menjadikan manusia dalam berhubungan dengan pihak lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan-pun dan di mana-pun manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hubungan, mendapatkan informasi dan menyebarkan informasi kepada orang lain. Teknologi komunikasi informasi telah memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia. Beberapa perangkat teknologi komunikasi informasi yang ada sekarang, misalnya :
  1. Media cetak, seperti koran, tabloid dan majalah
  2. Media audio, seperti radio, tape, compact disk
  3. Media audio visual, seperti televisi, TV kabel, internet,
  4. Komputer, perangkat infra merah, telepon, handphone, mobile phone, LCD, kamera, laptop.
Di negara-negara maju, orang telah akrab dengan penggunaan berbagai perangkat teknologi komunikasi dan informasi tersebut. Kemudahan yang didapatkan dari penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sejalan dengan nilai-nilai yang berkembang di negara-negara maju, seperti efisiensi, efektifitas dan rasionalitas. Contohnya adalah penggunaan komputer multimedia yang telah terhubung dengan jaringan internet. Dengan hanya berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktvitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain, mengirim surat, melihat televisi, membaca berbagai berita, mencari informasi, memberikan informasi, serta melakukan transaksi (pembelian, pembayaran dan penjualan). Apa yang dahulu tidak terbayang bisa dilakukan, sekarang ini dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi orang dapat melakukannya.
  1. D. SIKAP TERHADAP PENGARUH DAN IMPLIKASI GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Sesungguhnya dengan globalisasi dapat, kita dapat mengambil peranan yang lebih besar pada prakarsa dan kreativitas warga masyarakat melalui berbagai infrastruktur teknologi informasi dan transportasi, ekonomi, sosial budaya, politik atau elemen organisasi masyarakat. Setiap warga negara berkewajiban dan sekaligus merupakan suatu kehormatan apabila mampu menciptakan motivasi, tatanan, kondisi dan peluang yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan prakarsa masyarakat itu sendiri.
Dalam era globalisasi dewasa ini, mengharuskan kita untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam berinteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai dampak negatif yang akan timbul. Sudah saatnya, era globalisasi kita maknai dalam arti yang positif antara lain tumbuhnya persaingan yang sehat, tingkat kompetisi yang tinggi, harus serba cepat, dan sebagainya. Beberapa sikap yang perlu kita miliki dalam rangka menghadapi pengaruh globalisasi dan implikasinya terhadap bangsa dan negara antara lain sebagai berikut :
  1. 1. Memiliki Wawasan Global
Khusus globalisasi dan perkembangan global lainnya, perkembangan ini mulai menampakkan pengaruhnya berupa perhatian dan apresiasi kita yang kadang berlebihan terhadap berbagai wawasan dan perikehidupan global, antara lain :
  1. a. Budaya Global.
Perilaku, nilai, dan gaya hidup yang dibawa masuk arus informasi global diterima dengan mudah, meskipun ada yang tidak sesuai degan nilai sosial budaya sendiri. Munculnya manusia global, orang yang hidup di Indonesia tetapi lebih merasa sebagai warga komunitas global dan sebagainya.
  1. b. Konsep Global.
Timbulnya wacana atau diskusi terhadap permasalahan konseptual yang ditimbulkan oleh globalisasi, misalnya mengenai konsep negara-bangsa ( nation state ), relevansi ideologi bagi negara, primordialisme baru, liberalisasi, dan sebagainya.
  1. c. Pendangkalan wawasan dan kehidupan demokrasi.
Kompetisi media massa global melahirkan demokrasi “instant” dan pendangkalan wawasan, dengan proses analisis realtime yang langsung jadi dari tempat peristiwa yang mengutamakan nilai “gigit” ( soundbites ), rentang perhatian ( span of attention ) yang singkat, serta kultur pop global. Pendangkalan ini menular ke dalam masyarakat yang tidak sempat melihat perspektif yang wajar sebagai akibat dari gerak dinamika yang sangat tinggi.
  1. d. Isyu Global.
Hak Asasi Manusia, masalah lingkungan global, dan isyu yang dikembangkan di masyarakat yang menguasai lalu-lintas informasi global, misalnya: hak aborsi wanita, kohabitasi, keluarga sama jenis, dan sebagainya.
  1. e. Politik global.
Perlu diingat, bahwa adanya diskusi dan perhatian tersebut tentu dengan tidak sendirinya berarti tidak baik. Dengan pengkajian dan telaahan yang lebih dalam dan terbuka, dengan memakai bahasa yang sama, isyu global dapat dibahas dalam berbagai forum seminar, pengkajian dan diskusi secara lugas. Hal ini misalnya dapat dilakukan terhadap wawasan tentang keterbukaan, hak asasi manusia atau wawasan lingkungan.
Dalam hal wawasan lingkungan hidup, misalnya, banyak yang berpendapat bahwa pandangan ini diakibatkan oleh tekanan dan pengaruh internasional. Meskipun ada di antaranya yang datang dari luar ( seperti konsep global commons ). Khususnya di Indonesia, bahwa sebenarnya kebanyakan konsep lingkuangan sudah sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat.. Perhatikan umpamanya, prinsip-prinsip dibalik konsep Pembangunan Berkelanjutan, ekosistem, daya dukung alam, keanekaragaman hayati atau keterkaitan penduduk dengan lingkungan. Semuanya beranjak dari konsep ekosistem secara holistik: seluruh bagian saling terkait dan tergantung, berhubungan secara serasi, selaras dan seimbang.
  1. 2. Memahami Era Globalisasi dan Hubungan Interdependensi Ekonomi
Perkembangan baru bidang ekonomi, telah menciptakan suasana serta pola hubungan finansial, perdagangan, produksi dan berbagai hubungan ekonomi lain yang sangat berbeda dengan yang dikenal atau dilaksanakan sebelumnya ini. Hal yang penting untuk kita fahami, bahwa segala aktivitas kegiatan ekonomi dan operasi dunia usaha tidak lagi dapat diidentifikasikan sebagai kegiatan nasional, akan tetapi bersifat transnasional atau global.
Berbagai perkembangan baru yang menggambarkan kecenderungan globalisasi atau transnasionalisasi dalam perekonomian dapat dilukiskan sebagai berikut :
  1. Dalam hubungan finansial, semenjak pertengahan dasawarsa tujuh puluhan telah terjadi proses globalisasi keuangan dalam bentuk internasionalisasi dan mungkin lebih tepat transionalisasi keuangan, yaitu meluasnya operasi lembaga keuangan sehingga tidak terbatas pada suatu negara atau wilayahnya, akan tetapi seluruh dunia.
  2. Gejala sekuritisasi atau proses membaurnya  operasi bank-bank komersial dengan lembaga-lembaga keuangan sekuriti serta inovasi baru dalam operasi keuangan, berupa perluasan jasa uang sehingga mencakup berbagai kegiatan di luar yang secara tradisional dilakukan di pasar uang.
  3. Dalam kegiatan produksi, kecenderungan globalisasi nampak dari proses pembuatan produk akhir yang komponen-komponennya dihasilkan diberbagai negara, sehingga hasil akhirnya merupakan gabungan dari produk yang berasal dari berbagai negara tersebut.
  4. Perusahaan multinasional, bukan lagi yang menghasilkan suatu produk dengan pasokan bahan yang datang dari perusahaan-perusahaan anaknya, akan tetapi masing-masing perusahaan nasional menghasilkan komponen yang setelah digabungkan dengan komponen-komponen lain yang dihasilkan perusahaan di negar-negara lain, akhirnya menjadi satu barang jadi.
  5. Dalam perkembangan investasi, pada berbagai kegiatan produkasi juga bersifat transnasional. Perdagangan internasional makin mengikuti ivestasi, bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa perdagangan merupakan fungsi dari investasi.
  6. Perkembangn di Timur Tengah, suatu reaksi yang menyatukan negara-negara lain untuk mengambil tindakan embargo ekonomi dan penyerangan terhadap Irak yang oleh resolusi PBB dianggap memiliki senjata pemusnah masal. Hal ini,  merupakan perkembangan baru yang merupakan globalisasi politik, yang dimotori Amerika Serikat dan sekutunya.
  7. Perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi terutama setelah ditemukannya kabel dari “fiber optic” yang menggantikan tembaga sebagai sarana komunikasi dengan efisiensi yang berlipat ganda, telah menimbulkan revolusi dalam hubungan komunikasi karena mampu mentransfer informasi jauh lebih cepat dan akurat serta kapasitas yang berlipat besarnya.
Semua perubahan-perubahan tersebut di atas, telah memudahkan masyarakat dunia memindahkan uang, data dan informasi ke seluruh penjuru dunia dengan lebih mudah dan murah. Mayarakat dapat mengikuti peristiwa penting di dunia dengan mudah, bagaimana tembok Berlin runtuh, bagaimana krisis hubungan RRC dan Jepang terjadi, krisis Timur Tengah, Gempa bumi dan gelombang Tzunami di Aceh, dan sebagainya.
Globalisasi ekonomi telah menimbulkan gejala baru, yaitu sifat hubungan ekonomi antar bangsa-bangsa yang lebih ditandai oleh saling ketergantungan atau interdependensi yang makin menguat. Kecenderungan timbulnya hubungan interdependensi ekonomi ini tidak saja antar negara-negara maju yang sudah lama terjadi, akan tetapi juga antar negara-negara berkembang serta antara negara-negara berkembang dan maju.
  1. 3. Memahami Perkembangan Dunia Yang Sangat Cepat
Kecenderung globalisasi yang menimbulkan hubungan interdependensi antar perekonomian negara-negara di dunia, harus kita pahami bahwa hal ini akan dibarengi dengan berbagai perkembangan sangat cepat dan juga bersifat struktural. Beberapa indikator perubahan dan perkembangan dunia yang sangat cepat, antara lain :
  1. Banyaknya perekonomian di dunia yang mendorong bekerjanya mekanisme pasar dan persaingan dengan mengurangi campur tangan langsung negara atau pemerintah dalam kegiatan ekonomi nasional. Kecenderungan ini sering disebutkan sebagai penemuan kembali ekonomi pasar, yang dilaksanakan di negara-negara atau perekonomian industri baru (newly industrializing countries atau NICs dan newly industrializing economies atau NIEs), negara-negara berkembang, termasuk negara kita, dan yang banyak mendapat sorotan, di negara-negara sosialis atau komunis, dengan “glasnost” dan “perestroikannya”.
  2. Terdapat perkembangan penting di Eropa Barat dengan program Pasar Tunggal Eropa pada tahun 1992. Dengan program yang sangat luas ini, kita dapat memaklumi bahwa Eropa akan jauh lebih banyak memperhatikan masalah intern dan lebih bersikap introvertif. Yang jelas sejak dicanangkannya penyatuan pasar Eropa, kepercayaan Eropa menjadi pulih, istilah “Euroclerosisi” menjadi hilang dan penanaman modal di Eropa baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh masyarakat luar Eropa, makin meningkat.
  3. Amerika Serikat yang 50 tahun lalu menunjukan keterbukaan dalam sikapnya terhadap perdagangan internasional, mengalami perubahan kearah proteksionisme, terutama setelah AS mulai kehilangan daya saingnya menghadapi Jepang. Kecenderungan ini nampak jelas dari perundang-undangan yang dikeluarkan dalam perdagangan maupun berbagai rancangan undang-undang yang diajukan di Congress.
  4. Negara Jepang telah memperlihatkan kemampuannya sebagai kekuatan utama di bidang perdagangan. Baru-baru ini MITI Jepang mengeluarkan dokumen yang menunjukan programnya untuk menjadikan ekonomi Jepang berperan sebagai pemimpin ekonomi dunia dalam tahun 2000-an sebagaimana Amerika Serikat melakukan hal ini semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
  5. Timbulnya gejala baru kearah pembentukan “free trade area” diberbgai wilayah seperti Amerika Utara dan Amerika Serikat dengan Kanada, kemudian dengan Meksiko dan wilayah Australia-NewZealand, dan di negara-negara ASEAN. Bila masing-masing “free trade area” ini akan menjadi tertutup pula maka kita menghadapi bahaya fragmentasi atau proteksionisme.
  6. Transformasi perekonomian yang terjadi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, serta perkembangan NICs baik di Asia maupun di kawasan lain. Ekonomi kawasan Asia Pasifik berkembang sangat pesat yang dipelopori oleh RRC, Taiwan dan Korea Selatan, demikian pula perdagangan antar negara-negara di kawasan ini. Kecenderungan ini akan berlanjut di masa depan.
Dengan peningkatan hubungan dagang, investasi dan ekonomi antar negara-negara di berbagai kawasan, seolah-olah ada suatu integrasi ekonomi di kawasan tersebut. Di lain pihak ketergantungan kebanyakan negara pada pasar tertentu (AS dan Jepang) yang dapat menimbulkan hubungan bilateral yang berpotensi menimbulkan friksi, seperti defisit neraca perdangan yang berkelanjutan.
  1. 4. Memanfaatkan Globalisasi Untuk Pembangunan
Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya, sekarang ini berlangsung dalam keadaan dunia yang sedang mengalami proses globalisasi. Hal ini  dengan akibat bahwa proses pembangunan negara berkembang tidak bisa dilaksanakan terisolasi dari proses globalisasi. Oleh karena itu, beberapa kerangka kebijaksanaan yang berlaku dimasa perang dingin, kini  ditahun sembilan puluhan dan ke masa depan tidak revelan lagi.
Beberapa negara berkembang, seperti Indonesia dan negara Asia Timur serta beberapa negara Amerika Selatan lainnya sudah menempuh proses pembangunan yang cukup kencang selama dasawarsa lalu dan karena itu mengalami perubahan struktur ekonomi dan sosial yang cukup besar. Perubahan yang berlangsung ini menumbuhkan kekuatan-kekuatan sosial baru yang memerlukan penanganan dan kerangka kebijaksanaan pembangunan yang baru pula. Tidak lagi bisa ditempuh “jalan kemarin” atau pendekatan “busines as usual”.
Sehingga setidaknya terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerangka kebijaksanaan yang membedakannya dengan kebijakan lalu, yaitu :
  1. Proses globalisasi yang gencar berlangsung di seantero dunia sehingga perlu diperhitungkan dan dimanfaatkan dalam menarik kebijaksanaan pembangunan nasional; dan
  2. Perubahan kondisi dan aspirasi masyarakat yang merubah dan meningkat sebagai hasil pembangunan dasawarsa-dasawarsa lalu.
Dengan memperhatikan dua faktor ini perlu dikaji implikasinya pada keperluan melakukan penyesuaian pada beberapa bidang yang strategis. Perhatikan bagan di bawah ini !



  1. a. Penyesuaian Kebijakan Ekonomi
Perlu ditekankan bahwa stabilitas terutama yang terkait dengan bidang ekonomi, khususnya dalam ukuran laju inflasi, tetap perlu dipertahankan oleh karena globalisasi ekonomi justru menghendaki terpeliharanya stabilitas ekonomi. Namun dalam penerapannya tidak cukup lagi ditempuh kebijaksanaan ekonomi yang diandalkan pada kebijaksanaan moneter saja. Kebijaksanaan stabilisasi ekonomi inipun memerlukan penyesuaian dengan menekankan sekarang lebih banyak pada kebijaksanaan sektor rill mengurangi hambatan arus dan produksi barang serta jasa.
Dalam menanggapi proses globalisasi ekonomi dengan masuknya saingan menghadapi kelompok-kelompok ekonomi kuat, perlu ada ikhtiar khusus memberdayakan kekuatan ekonomi lemah. Paling tidak diusahakan agar “medan juang” (playing field) setingkat dalam dunia kompetisi global.
Sudut penghlihatan ini membawa akibat bahwa ada sikap berpihak dalam menarik kebijaiksanaan pembangunan. Dalam ekonomi pasar yang didorong oleh proses globalissi ekonomi, sangat penting bahwa Pemerintah secara eksplisit menunjukan sikap berpihak pada kelompok lemah dan rentan dalam kebijaksanaan pembangunan. Ini berarti bahwa sistem sekonomi yang dikembangkan adalah “ekonomi pasar dengan pencernaan”.
Proses pembangunan yang berlangsung secara global sekarang ini menunjukan sifat “pertumbuhan tanpa perluaan lapangan kerja” (jobless growth) dalam mengisi pembangunan negara berkembang ini berarti bahwa perombakan struktur ekonomi dari mayarakat pertanian menjadi masyarakat industri sungguhpun penting tidaklah cukup. Yang diperlukan sebagai tambahan adalah meningkatkan kemampuan industri-berpengetahuan (knowledge based industry).
  1. b. Penyesuaian Pengembangan Institusi
Penyesuaian kebijakan tentang pembangunan ekonomi, memerlukan penyesuaian pengembangan institusi. Pertama adalah  pengembangan institusi aparatur Pemerintah. Dalam sistem ekonomi pasar dengan perencanaan, maka peranan pemerintah adalah penting. Namun sifat orientasi kepemerintahan perlu mengalami penyesuaian :
1)       Memberi pelayanan kepada masyarakat ditingkatkan menjadi sifat memberdayakan masyarakat melayaninya diri sendiri.
2)       Kegiatan Pemerintah beralih dari pelaksanaan (excution) menjadi pembimbingan (guidance).
3)       Pola kepimpinan yang ditampuh tidak lagi sentralissi tetapi desentralisasi baik ke daerah maupun kekelompok masyarakat.
4)       Sikap kerja yang beralih dari tindak repressif kearah preventif;
5)       Visi penglihatan untuk melihat proses pembangunan tidak dalam jangka pendek (short tern vision) tetapi dalam jangka panjang (long tern vision).
Masyarakat plural dan beranekaragam (pluralisme) adalah ciri masyarakat global. Bangsa Indonesia bersyukur bahwa secara politis kita sudah menganut “Bhineka Tunggal Ika”, sehingga keanekaragaman dalam diri masyarakat seyogianya tidak perlu menjadi masalah. Oleh karena itu tumbuh-kembangnya demokrasi tidak lagi cara kekuasaan yang dimiliki berbagai fihak, termasuk pemerintah, digunakan dalam mengembangkan sumberdaya alam, ekonomi dan sosial dalam proses pembangunan.
Globalisasi ekonomi mengakibatkan bahwa modal menjadi barang langka. Lebih-lebih dengan kesempatan pembangunan yang terbuka sekarang akibat berakhirnya perang dingin. Maka permintaan akan modal melebihi pemasokan modal. Modal “tidak mengenal bendera nasional” dan akan memasuki sektor dan negara yang menghasilkan keuntungan.
  1. c. Penyesuaian Nilai Etika
Berbagai penyesuaian kebijaksanaan ekonomi dan pengembangan institusi ini memerlukan pengembangan nilai etika. Dari berbagai nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia perlu diangkat secara eksplisit nilai-nilai sebagai berikut :
1)       Penegakkan martabat kemanusian dengan pokok menghormati hidup (respect for life). Hidup dan kehidupan bermatabat kemanusiaan inilah perlu dihormati.
2)       Menumbuhkan kebebasan sebagai ciri manusia beradab dan mencakup kebebasan mengakatualisasikan diri dengan identitas sendiri dan atas kerangka acuan sendiri : kebebasan beragama, menerima dan memilih informasi, kebebasan berfikir dan mengungkapkan pendapat, kebebasan hidup bermasyarakat menurut kerangka acuan masyarakat itu sendiri.;  kebebasan berbangsa , bernegara, dan bertanah air yang tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.
3)       Menegakkan keadilan yang diwujudkan melalui hukum, sehingga peraturan perundang-undangan mencerminkan rasa adil yang hidup dalam masyarakat.
4)       Toleransi yang menghormati hak berbeda pendapat, berbeda agama, berbeda suku, berbeda ras, berbeda kelompok. Hak untuk berbeda dalam semangat bersatu.
5)       Solideritas sosial yang menumbuhkan sikap keadilan sosial dan terwujud dalam jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan yang menurun dan kesenjangan di atas garis kemiskinan mangecil.
Demikian langkah-langkah penyesuaian yang perlu diusahakan dalam menanggapi proses globalisasi dan proses pembangunan yang merobah struktur ekonomi dan masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris pertanian ke arah masyarakat industri. Langkah-langkah penyesuaian ini tidak berlangsung otomatis, tetapi perlu ditumbuh kembangkan.
  1. 5. Implikasi Globalisasi  Terhadap Bangsa dan Negara
Negara Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global dengan ideologi Pancasila yang terbuka dan sistem politik, ekonomi, sosial-budaya serta hankam yang dinamis, dalam melaksanakan pembangunan dari tahun ke tahun, merasakan dampak dari perubahan-perubahan dunia yang cepat dan mendasar. Hal ini tentu saja membawa implikasi pada perencanaan dan pengelolaan pembangunan nasional secara keseluruhan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akan tetapi, perubahan-perubahan itu sendiri akan berpengaruh pada perkembangan terhadap teknologi informasi dan komunikasi, ilmu pengetahuan, para cendikiawan dari berbagai disiplin ilmu, pelaku ekonomi dalam dunia usaha maupun purumus kebijakan di tingkat nasional. Semua perubahan-perubahan tersebut akan berimplikasi pada hal-hal antara lain sebagai berikut  :
  1. Perumus kebijakan di tingkat nasional, bahwa perubahan yang cepat dan kecenderungan tidak menentu serta makin ketatnya persaingan atau kompetisi di berbagai bidang kehidupan, menuntut peningkatan strategi dan langkah-langkah operasional untuk penciptaan iklim bagi dunia usaha, aparat birokrasi, perangkat hukum, infrastruktur, penciptaan sumber daya manusia dan sebagainya yang terus makin meningkat efisiensi dan daya saingnya.
  2. Pelaku ekonomi, bahwa dalam dasawarsa dua ribuan daya saing ekonomi nasional mulai meningkat, kemampuan produksi dan ekspor makin membesar. Untuk itu, diperlukan segala upaya untuk mempertahankan dan meingkatkan pasar bagi hasil produksi nasional, baik lewat perbaikan sistim perdagangan internasional dalam kerangka multilateral, regional, dan bilateral.
  3. Pemerintah, yaitu baik pemerintah pusat maupun daerah diharapkan makin memainkan peran sebagai fasilitator, pemberi dorongan dan bimbingan kepada para cendikiawan, tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu serta dunia usaha untuk terus meningkatkan daya saing dalam skala nasional dan global. Kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi harus dilanjutkan, tanpa menghilangakan campur tangan yang diperlukan, khususnya yang memberikan arah serta mendorong prakarsa, kreativitas dan partisipasi masyarakat.
  4. Bagi dunia usaha, dituntut untuk lebih luwes, lebih sensitif pada tuntutan pasar dan lebih jeli mempelajari peluang-peluang yang terbuka di pasar serta menerus meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaannya. Khusus pada globalisasi ekonomi, menuntut kelincahan dunia usaha dalam keja sama antar para pelakunya dan dengan  pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional di pasar dunia.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan di bawah ini !



Perkembangan yang cepat sebagai pengaruh globalisasi, telah membawa implikasi pada teori atau pendekatan diberbagai bidang dan aspek kehidupan. Oleh sebab itu, globalisasi dengan segala implklikasinya, hendaknya terus kita upayakan dalam kerangka membangun sebuah bangsa dan negara yang mampu berlaku efisien, efektif dan memiliki daya saing global.
  1. E. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan (inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi, tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetisi yang tinggi di berbagai bidang hidupan.
Beberapa indikator pengaruh negatif maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara Indonesia antara lain dapat dilihat berikut ini.
No
Bidang
Indikator Perubahan / Dampak Globalisasi
1.
Politik
  • Penyebaran nilai-nilai politik Barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang “mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkhis.
  • Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong.
  • Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas.
  • Transparansi, akuntabilitas, dan profesional dalam penyelenggaraan pemerintahan negara (jabatan-jabatan publik) semakin mendapat sorotan dari berbagai elemen masyarakat.
  • Semakin banyak lahirnya partai politik, organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjadi “sponsor” kepentingan tertentu dengan menyuarakan Hak Asasi Manusia, Supremasi Hukum, demokratisasi, Lingkungan, dan sebagainya.
2.
Ekonomi
  • Berlakunya “The survival of the fittest” sehingga siapa yang memilki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Untuk negara berkembang seperti Indonesia masih sangat merasakan akibatnya.
  • Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
  • Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.
  • Kompetisi produk dan harga semakin tinggi sejalan dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin selektif.
3.
Sosial dan Budaya
  • Mudahnya nilai-nilai Barat yang masuk baik melalui internet, antene parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan.
  • Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup individaulistis (kepentingan diri sendiri), pragamatisme (yang menguntungkan), hedonisme (kenikmatan sesaat), permisif (membiarkan yang dianggap tabu) dan konsumerisme (lebih senang memakai dari pada membuat).
  • Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidertitas, kepedulian dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu (musibah, kecelakaan, sakit, dll.) hanya ditangani segelintir orang (kurang adanya kebersamaan).
  • Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena dianggap tidak ada hubungannya (sekulerisme).
4.
Hukum, Pertahan dan Kemanan
  • Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
  • Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat.
  • Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) yang lebih profesional, transparan dan akuntabel.
  • Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban negara yang profesional.
  • Peran masyarakat dalam menjaga kemanan, kedaulatan dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.




























0 comments:

Post a Comment

Indra Oze Gunawan. Powered by Blogger.