Sejak
tahun 1957 sampai sekarang, kehidupan manusia telah beralih dari abad pertanian
dan industri ke abad teknologi. Di abad ini manusia tak hanya mengandalkan
sumber daya tenaga manusia atau pun mesin semata, tapi lebih berkembang kerah
pemanfaatan Teknologi Informasi. Makanya di berbagai bidang dan usaha yang
diolah oleh manusia, pemanfataan TI
merupakan satu-satunya pilihan untuk mencapai tingkat produksi yang lebih
efektif dan efisien.
Pengaruh globalisasi, persaingan
usaha yang makin kompetitif,perlunya response time yang cepat serta semakin
kompleknya tugas yang dihadapi dalam setiap profesi manusia, merupakan
alasan-alasan yang akurat kenapa manusia beralih ke dunia TI. Sehingga sejalan
dengan perkembangan waktu maka pemanfaatan TI tak hanya milik kalangan
perbankan dan industri semata, tapi sudah merambah ke berbagai bidang termasuk
bidang pendidikan. Hampir setiap sekolah sudah mulai memanfaatkan TI untuk
kegiatan proses kegiatan belajar dan mengajar, kendati demikian masih banyak
juga sekolah-sekolah yang belum tersentuh dengan hal itu.
Pemanfaatan TI di sekolah khususnya
dalam kegiatan pembelajaran ternyata beragam dampaknya dilapangan. Disamping
memiliki nilai plus bagi guru dan siswa, berbagai kendala pun nampaknya harus
diupayakan mencari solusinya. Hal ini supaya kegiatan belajar mengajar dengan
pemanfaatan TI lebih efektif dan efisein dalam mencapai hasilnya. Berikut
beberapa kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran
berbasis TI diantaranya :
1. Kemampuan Aplikasi TI yang Masih Minim
Kemajuan TI jika tidak dibarengi dengan peningkatan sumber
daya manusia dalam pemanfaatannya, maka yang terjadi adalah ketimpangan antara
kemajuan TI itu sendiri dengan manusia selaku “user”. Fakta di lapangan
ternyata masih banyak guru dan siswa yang “gaptek”,misalkan
bagaimana mengoperasikan Komputer/laptop salah satunya. Bagi
seorang guru dan siswa komputer/laptop merupakan alat yang dapat membantu
mengolah,menyimpan dan menghasilkan informasi baik yang berbentuk data, suara
maupun video. Dengan demikian setiap langkah-langkah pembelajaran mulai dari
proses penyampaian materi pelajaran sampai ke proses evaluasi akan
benar-benar efektif dan efesien,karena
didukung dengan berbagai perangkat hardware dan software yang melekat dalam
sebuah komputer/laptop. Akan tetapi apa yang akan terjadi ketika guru atau
siswa sebagai “user” tidak mampu mengoperasikan sebuah komputer/laptop yang ada
dihadapannya,bukannya malah kreativitas,efektifitas dan efisiensi serta problem
solving yang diharap, mungkin malah sebaliknya .
Disinilah
adanya peran pendidikan dan pelatihan secara bertahap dan berkelanjutan tentang
TI sangat diharapkan datang dari berbagai pihak yang berkompeten, untuk
membantu para guru dan siswa agar “melek”
terhadap perkembangan dan kemajuan TI, sehingga tidak ada istilah “gaptek “ lagi atau “ibarat monyet ngagugulung kalapa”.
2. Kemampuan Ekonomi dan Finansial Guru/Siswa yang Belum Merata
Kendala yang tak kalah pentingnya juga adalah kepemilikan
perangkat TI yang dimiliki oleh setiap guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah
yang ada di perkotaan mungkin kendala ini tak begitu terasa, akan tetapi bagi
sekolah-sekolah yang berada nun jauh dipelosok daerah mungkin sangat terasa.
Ketimpangan
dalam segi kemampuan ekonomi/finasial mungkin salah satu pemicu kenapa setiap
guru/siswa masih banyak yang belum memiliki perangkat TI. Sekalipun mungkin
memiliki tapi masih banyak kendala dari segi fiture yang kurang up to date. Disisi lain kebijakan
pemerintah pun dalam hal komputerisasi sekolah masih belum banyak menyentuh
sekolah-sekolah yang ada didaerah,mungkin hanya sekolah-sekolah tertentu yang
sudah “familiar” lah yang sudah
tersentuh kebijakan tersebut. Sehingga wajarlah semakin hari kendala tersebut
semakin terasa.
Itulah
beberapa kendala yang masih dihadapi sampai sekarang dalam hal pemanfaatan TI
di dunia pendidikan,khususnya dalam hal proses pembelajaran. Mungkin masih
banyak kendala-kendala lainnya, tapi dua kendala itulah yang amat terasa dan
perlu penanganan sesegera mungkin.
Orang
mengatakan “The Man behind The Gun” ternyata memang ada benarnya.
Secanggih-canggih perangkat TI dalam berbagai bidang profesi manusia, akan
tetapi jika kualitas sumber daya manusia
sendiri masih lemah, mungkin kecanggihan tersebut bukannya membawa dampak yang
baik malah mungkin sebaliknya.
0 comments:
Post a Comment